Social Icons

Kamis, 30 April 2015

Study kualitas air minum isi ulang galon pada perumahan BTP



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah`
       Air merupakan bagian dari kehidupan semua makhluk hidup, yang dimanfaatkan untuk berbagai keperluan manusia. Yang diantaranya untuk diminum demi kelangsungan hidup manusia, dengan demikian air selalu menjadi objek yang aktual sepanjang zaman dalam kehidupan, dan air senantiasa layak untuk dijadikan kajian-kajian khusus, penelitian-penelitian khusus, bahkan perlu suatu inovasi pengolahan air minum dengan kualitas yang bukan hanya memenuhi parameter tertentu, tapi harus bisa memberikan garansi terhadap kesehatan manusia.
       Pencemaran sumber air berakibat menurunkan mutu air yang dimanfaatkan sebagai air minum. Pencemaran air tersebut terus berlanjut sebagai akibat dari berbagai kegiatan dalam kehidupan manusia, serta perilaku manusia yang cenderung kurang peduli terhadap pengaruh negatif yang ditimbulkan. Tanpa mengesampingkan keberhasilan yang telah dicapai selama pembangunan dan gencarnya media informasi dalam rangka pemberdayaan masyarakat untuk memahami air minum, ternyata hingga kini masih banyak diantara mereka yang dengan jujur menyatakan kurang mengetahui tentang air minum.Untuk itu maka masih terus diperlukan tambahan informasi perihal air minum.
       Anggapan dari berbagai masyarakat bahwa air bening itu adalah air bersih, itu adalah air sehat serta layak untuk dikonsumsi sebagai air minum. Anggapan tersebut tidak selalu benar  dan perlu untuk diluruskan.Berpijak pada sudut pandang tersebut, maka diperlukan pembelajaran masyarakat agar dapat memilah antara yang benar dan yang perlu diluruskan.
       Air yang kelihatannya bening menurut ukuran visual belum tentu bersih dan air yang kelihatannya bersihpun belum tentu memenuhi criteria sehat yang langsung dapat dikonsumsi. Barangkali diantara kita ada yang menjadi terperanjak apabila mengetahui dan melihat dengan alat Bantu, bahwa air minum yang kita manfaatkan setiap hari tersebut ada yang tercemar pada tingkatan ringan dan apabila polusinya telah jauh melebihi ambang batas yang diperbolehkan.
       Air dibutuhkan oleh organ tubuh agar dapat melangsungkan metabolisme, system asimilasi, menjaga keseimbangan, memperlancar produksi pencernaan,  melarutkan dan membuang racun dari ginjal, melarutkan sisa zat kimia dari tubuh, serta memperingan kerja ginjal. Kecukupan air serta kelayakan air yang masuk ke dalam tubuh akan membantu kelangsungan fungsi tersebut dengan sempurna. Konsumsi air rata-rata setiap orang adalah 2.8-13 liter setiap hari. Angka tersebut tentunya akan bervariasi dari satu daerah dengan yang  lain, yang dalam tubuh kurang dari separuh kebutuhan melalui pangan, dan lebih dari separuhnya adalah berasal dari minum.Air keluar dari tubuh bersama udara dan napas yang berupa keringat, feses dan urine.
       Manfaat kecukupan air bagi kesehatan tubuh adalah mutlak diperlukan dan lebih dari pemanfaatan air minum yang mengandung polutan dan mengakibatkan kerugian bagi pengguna air tersebut. Kini telah banyak terbukti bahwa pemanfaatan air minum yang murni memberikan dampak terhadap peningkatan kesehatan bagi pengguna air.
B.    Rumusan Masalah
       Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini yaitu “ Bagaimana kualitas air minum isi ulang galon pada perumahan BTP?”
C.    Tujuan
1.    Tujuan Umum
       Untuk mengetahui kualitas air minum isi ulang galon pada Perumahan BTP.
2.    Tujuan Khusus
a.    Untuk mengetahui Parameter Mikrobilologi (MPN).
b.    Untuk mengetahui Parameter Fisik (Bau, Warna dan Rasa).
c.    Untuk mengetahui Parameter Kimiawi (pH air dan Kesadahan).
 D.     Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini:
1.    Bagi institusi
       Sebagai bahan referensi untuk mahasiswa Program D3 Analis Kesehatan Universitas Indonesia Timur Makassar khususnya pada bidang Bakteriologi dan kimia amami.
2.    Bagi masyarakat
       Dapat memberikan informasi pada warga perumahan BTP selain itu juga dapat menjadikan pengetahuan baru tentang kualitas air minum sehingga masyarakat lebih berhati-hati dalam memilih depot air minum isi ulang.
3.    Bagi peneliti
       Menambah pengetahauan dan pengalaman penulis dalam mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama pendidikan.

              
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.   Tinjauan Umum Tentang Air
1.    Pengertian air
       Air merupakan elemen vital dalam kehidupan manusia. Selain berfungsi sebagai air minum, air juga berperan dalam banyak kegiatan di kehidupan manusia, seperti pertanian, industri, rumah tangga dan rekreasi. Tak berlebihan rasanya karena 65% tubuh manusia sendiri terdiri dari air (Koko handoyo, 2014).
Komposisi air di dalam tubuh manusia yaitu :
a.    Otak manusia mengandung air hampir 75% dari keseluruhan bagiannya.
b.    Tulang manusia mengandung air hampir 22% dari keseluruhan  bagiannya.
c.    Ginjal manusia mengandung air hampir 83% dari keseluruhan  bagiannya.
d.    Otot manusia mengandung air hampir 76% dari seluruh bagiannya.
e.    Darah manusia mengandung air hampir 83% dari keseluruhan bagiannya.
Adapun sifat-sifat air adalah sebagai berikut:
a.    Merupakan zat yang resktif dan polar sehingga potensial sebagai zat pelarut  yang universal.
b.    Dapat berinteraksi dengan molekul-molekul karbohidrat, lemak dan protein melalui ikatan hidrogen.
1)   Molekul air dengan gugus hidroksil, misal pada molekul karbohidrat.
2)   Molekul air dengan gugus keto, misal pada molekul karbohidrat.
3)   Molekul air dengan gugus karbosil, misal pada molekul lemak.
4)   Molekul air dengan gugus amino, misal pada molekul protein.
c.    Merupakan unsur yang paling dominan dalam tubuh karena lebih  dari 65% bagian tubuh terdiri dari air.
d.    Sebagai reaksi biokimia menggunakan air.
e.    Untuk kesetimbangan masukan atau luaran.
2.    Jenis Air
       Air merupakan sumber kehidupan yang tidak dapat tergantikan oleh apapun juga. Tanpa air, manusia, hewan dan tanaman tidak dapay hidup (Afin murtie, 2014).
Adapun jenis-jenis air sebagai berikut:
a.    Air Tanah.
            Air Tanah merupakan air yang paling banyak dimanfaatkan oleh manusia. Manusia menggali atau mengebor tanah dan berusaha mendapatkan air bersih bagi kebutuhan hidup mereka. Air tanah ini disebut dengan air sumur oleh sebagian besar penduduk indonesia. Kualitas air tanah ditentukan oleh daerah dimana sumur tersebut dibuat. Ada yang air tanahnya sangat jernih, tawar, dan ada pula yang agak keruh, bahkan ada yang asin karena lokasi  dekat degan laut. Air tanah banyak dimanfaatkan bagi kebutuhan individu dan rumah tangga seperti minum, mandi dan mencuci (Afin murtie, 2014).
b.    Air Sungai
            Air sungai merupakan air yang ada disungai. Air ini biasanya mengalir dari mata air di pegunungan dan turun ke daerah-daerah dibawahnya. Ada juga air sungai yang berasal atau bercampur dengan air laut  karena letak sungainya dekat dan mengarah kelaut. Air sungai berasal dari pegunungan biasanya nampak bering, jernih, dan tawar. Sedangkan air sungai yang dekat dengan laut biasanya nampak agak keruh dan rasanya payau, campuran antara rasa asin dan tawar. Sungai juga bisa dimanfaatkan sebagai sarana transportasi air apalagi di daerah tertentu seperti kalimantan yang banyak sungai yang membelah dua daerah sehingga untuk mencapai daerah di seberang penduduk setempat harus menyeberangi sungai (Afin murtie, 2014).

c.   Air Danau.
            Danau merupakan dataran yang cekung  dan dipenuhi oleh air. Air danau bisa berasal dari sumber yang ada di dalam danau itu sendiri atau dari air hujan  yang tertampung di dalamnya. Air danau membawa manfaat besar bagi penduduk yang tinggal disekitarnya. Selain sebagai air minum, air danau juga bermanfaat sebagai sarana kebersihan seperti mandi dan mencuci. Selain itu biasanya danau digunakan sebagai salah satu  lahan untuk budidaya ikan air tawar (Afin murtie, 2014).
d.   Mata air.
            Mata air ada dimana-mana, terutama di negara kita Indonesia. Mata air ada di pegunungan, di dataran rendah, samapai di tepi pantai. Mata air ini merupakan salah satu sumber pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Oleh karenanya dahulu banyak manusia yang memilih tinggal di dekat mata air. Biasanya air yang keluar dari mata air begitu jernih, segar dan rasanya tawar. Apalagi air yang keluar  dari mata air di daerah pegunungan, saat ini air dari mata air pegunungan ini banyak  dijadikan  sebagai baku air mineral dan dijual dalam bentuk kemasan botol atau gelas (Afin murtie, 2014).
e.   Hujan.
            Hujan merupakan air dari langit yang sebenarnya berasala dari air laut menguap dan turun menjadi hujan. Hanya saja hujan terasa tawar sehingga sifat air lautnya yang asin seakan menghilang. Oleh karenanya di daerah tertentu  ketika mata air sangat sulit  ditemukan maka penduduk membuat lubang untuk menampung air hujan. Air hujan ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan mereka akan air bersih di musim kemarau (Afin murtie, 2014).
f.     Laut.
            Laut merupakan paling luas di bumi dibandingkan  degan daratan. Laut berisikan air yang memiliki kadar garam cukup tinggi sehingga sulit untuk digunakan sebagai air minum. Berbagai penelitian dan usaha untuk menawarkan air laut terus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi seluruh manusia. Namun, meskipun terasa asing manfaat laut sangatlah banyak yaitu sebagai tempat hidup ikan dan hewan laut lain yang bisa dikonsumsi manusia. Selain  itu laut juga merupakan sarana transportasi air tempat jalanya kapal, perahu dan sejenisnya degan berbagai tujuan (Afin murtie, 2014).


3.    Kualitas air
       Peraturan Pemerintah RI No tahun 1990 mengelompokkan kulitas air menjadi beberapa golongan :
a.    Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu.
b.    Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum.
c.    Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan.
d.    Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industry dan pembangkit listrik tenaga air
       Air dapat dikatakan sebagai air bersih apabila memenuhi 4 syarat sesuai dengan Keputusan Mentreri Kesehatan Republik Indonesia No. 907/Menkes/SK/VII/2002.
a.   Syarat fisik, ditentukan oleh faktor-faktor kekeruhan, warna, bau dan rasa.
b.   Syarat kimia, meliputi tidak terdapat bahan kimia tertentu seperti Arsen (As), besi (Fe), Fluorida (F), Chlorida (C), Kadar merkuri (Hg) dan lain-lain.
c.   Syarat Biologis, ditentukan oleh kehadiran mikroorganisme patogen maupun non patogen seperti bakteri, virus, protozoa. Mikroorganisme Escherichia coli digunakan sebagai indikator untuk mengetahui air telah terkontaminasi oleh bahan buangan organik.
d.   Syarat Radioaktif
       Bahan buangan yang memberikan emisi sinar radioaktif sanagat membahayakan bagi kesehatan, dapat menimpa manusia melalui makanan atau minuman yang telah tercemar.
       Syarat mikrobiologi untuk kualitas air bersih sesui dengan peraturan Menteri Kesehatan R.I No. 416/Menkes/PER/IX/1990 yaitu:
Tabel 2.1 Syarat Mikrobiologi Air (PERMENKES No. 416/Menkes/PER/IX/1990).
Parameter
Satuan
Kadar Maksimun yang diperbolehkan
Keterangan
Total koliform
(MPN)
Kolifrom tinja
Jumlah
/100 ml
Jumlah
/100 ml
0

0
Bukan air
perpipahaan
Air perpipahaan

4.    Metabolisme Air Di Dalam Tubuh Manusia
a.    Pentingnya Air dalam Tubuh Manusia
       Air dana Manusia dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Semua kegiatan manusia mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali selalu berteman degan air. Penggunaan  air untuk tubuh terutama adalah dengan cara diminum dan dimakan bersamadegan makanan padat, sayuran atau buah-buahan. Air adalah unsur penting dalam pembentukan sel dan merupakan pondasi bagunan bagi setiap makhluk hidup baik tumbuhan,  hewan atau manusia (Koko handoyo, 2014).
       Perlu diketahui bahwa di dalam tubuh manusia dewasa terkandung air sebesar 70% dari berat tubuhnya. Embrio manusia mengandung air 90% sedangkan pada bayi  kandungan air adalah  80% dari berat tubuhnya. Jadi tubuh ini sebagian besar tersusun dari air (Koko handoyo, 2014).
       Secara teori tubuh manusia memerlukan asupan air sebanyak 2.5 liter atau jika ditakar  degan gelas minum, manusia memerlukan 8 gelas air setiap hari. Perlu dicatat bahwa 2.5 liter air atau 8 gelas air tersebut air total yang anda dapat degan cara minum dan makan (Koko handoyo, 2014)
b.    Fungsi Air Minum Bagi Tubuh Manusia
                Banyak resiko yang ditimbulkan bagi tubuh kita akibat dari kekurangan air. Apalgi kita selalu malakukan banyak aktivitas. Semakin banyak aktivitas yang dilakukan  maka semakin banyak pula air yang terkuras  dari tubuh. Walaupun terlihat persoalan spele, tetapi hal tersebut sangatlah fatal bagi tubuh kita (Hiromi shinya, M.D, 2014).
                Itulah sebabnya kita dianjurkan minum banyak air setiap hari. Dengan mengonsumsi air yang baik, kita dapat mempertahankan kesehatan. Karena kebiasaan banyak minum sedang haus atau tidak, merupakan kebiasaan sehat (Hiromi shinya, M.D, 2014).
         Dalam literratur biologi, fungsi-fungsi air minum yang utama bagi tubuh manusia :
1)   Detoksifikasi
       Detoksifikasi adalah proses pengeluaran racun dari tubuh melalui organ-organ sekresi pada tubuh. Tubuh memiliki banyak sekali organ sekresi, diantaranya kelenjar keringat, alat kelamin dan anus. Namun, bagian terpeting dalam proses detoksifikasi adalah organ ginjal dan hati. Agar proses pengeluaran  racun atau detoksifikasi  pada tubuh berfungsi degan maksimal, tentu saja kesehatan organ-organ detoksifikasi seperti hati dan ginjal harus dijaga degan baik (Teguh sutanto, 2014).
2)    Melancarkan sistem pencernaan
       Peran air di dalam tubuh sangatlah besar karena air akan membantu sistem pencernaan di dalam tubuh. Mengonsumsi air yang cukup akan membantu kerja organ-organ pencernaan, seperti usus besar yang berfungsi untuk mencegah konstipasi (susah buang air besar). Hal ini disebabkan karena geerakan-gerakan usus menjadi lebih lancar dan feses pun dikeluarkan degan lebih lancar. Maag dan sembelit merupakan permasalahan yang timbul karena kurangnya cairan dalam usus (Teguh sutanto, 2014).
3)    Menjaga kelancaran sirkulasi darah
       Air memiliki manfaat  untuk menjaga agar darah dalam tubuh mempunyai volume dan kekentalan yang cukup. Kekurangan asupan air dapat mengakibatkan darah menjadi lebih kental dari semestinya.Kenapa kekurangan air membuat darah menjadi kental?
       Saat kita  kurang asupan air kedalam tubuh, secara otomatis tubuh akan mengaktifkan mekanisme alaminya, yaitu menyeimbangkan  diri dengan cara mengambil sumber air dari komponen tubuh sendiri, sala satunya adalah dari darah. Karena tubuh mengambil sumber air dari darah, darah menjadi kekurangan air dan mengental (Teguh sutanto, 2014).
       Cairan darah yang mengental ini selanjutnya membuat aliran darah tidak lancar dan mengakibatkan perjalanan darah sebagai alat transportasi oksigen  dan zat-zat makanan terganggu. Dengan cukup asupan air maka suplai vitamin dan nutrisi ke seluruh sel dan organ tubuh menjadi lancar. Degan begitu, vitamin yang terkandung dalam makanan lebih gampang diserap oleh tubuh melalui aliran darah, sehingga cepat pula vitamin tersebut menjadi energi (Teguh sutanto, 2014).
4)    Menjaga kelembaban organ-organ tubuh
       Organ tubuh yang kekurangan air terlihat dari wujudnya yang semakin mengemis. Hal ini disebabkan kelembaban. Begitu juga dengan kulit luaryang membungkus tubuh kita, ia terlihat akan kusam dan mengkerut. Apabila kita kekurangan air maka volume darah akan menurun, sehinggasistem sirkulasi pun akan bermasalah. Efek yang dirasakan , biasanya kita akan merasa pusing atau agak sesak nafas (Teguh sutanto, 2014).
5)    Pelumas sendi dan otot.
       Sendi-sendi tulang dan otot tidak akan berfungsi dengan baik jika  tidak terdapat pelumas yang dihasilkan air, yang membentuk melunturkan tubuh kita. Air yang cukup di dalam tubuh akan melindungi  dan melumasi gerakan sendi dan otot. Orang-orang yang berkatifitas tinggi, seperti olah ragawan misalnya sangat rawan mengalami cidera pada tulang sendi dan otot-ototnya. Oleh karena itu, air sangat dibutuhkan bagi olahrgawan. Mengonsumsi air selama beraktivitas berguna untuk meminimaliskan risiko kejang otot. Perlu kita ketahui, jika otot-otot tubuh kekurangan cairan maka otot-otot tubuh akan mengempis. Kemudian otot-otot tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik karena kekurangan cairan dan terjadi kelelahan otot (Teguh sutanto, 2014).
6)    Penyeimbang suhu tubuh.
       Kondisi tubuh yang akan menurun ketika kandungan air yang ada di dalam tubuh menurun. Bila tubuh kekurangan air maka suhu tubuh akan menjadi panas dan naik. Jika kita berada pada daerah atau tempat suhunya panas, tubuh kita akan membutuhkan air yang cukup. Pada tempat yang panas seperti itu, tubuh kita akan merespon degan mengeluarkan keringat atau menormalkan suhu tubuh. Begitu juga ketika di ruang ber-AC, ketika dianjurkan untuk minum lebih banyak karena udara AC akan membuat tubuh mengalami dehidarasi dan kulit menjadi kering (Teguh sutanto, 2014).
7)    Terhindar dari dehidrasi
       Rasa haus merupakan gejala awal atau alarm atau rambu-rambu bahwa tubuh kita kekurangan air. Oleh karena itu, meminum air putih tidak perlu menunggu samapi rasa haus tersebut datang (Teguh sutanto, 2014).
       Jumlah air yang cukup di dalam tubuh akan ikut menjaga kestabilan kesehatan tubuh . ketika kita kurang mengkonsumsi air, tubuh kita akan terasa panas dan air seni/air kencingyang dikeluarkan pun sedikt dan berwarna gelap.kadang juga terasa panas dan baunya menyegat. Itu bertanda bahwa ginjal kita bekerja keras dalam menyaring kotoran yang ada di tubuh karena kekurangan air sebagai pelumasnya dan pendingin tubuh (Teguh sutanto, 2014).
B.      Tinjauan Umum Tentang Media
1.    Pengertian Media
      Media pertumbuhan mikroorganisme merupakan suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan atau nutrisi yag diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media yang berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya
        Masing-masing media memiliki fungsi berbeda dan digunakan tergantung tujuan dari praktikan. Berikut adalah syarat yang harus dipenuhi media :
a.    Mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh mikroorganisme yang sedang   dikembangkan.
b.    Memiliki kelembaban optimum bagi pertumbuhan mikroorganisme.
c.    Mengandung oksigen (kultur bakteri aerob) dan pH yang sesuai.
d.    Harus bebas dari mikroba lain dan steril.
Media dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam yaitu:
a.    Media Minimal : media minimalis untuk pertumbuhan mikroba.
b.    Media Kompleks: media dengan senyawa penyusun tidak diketahui pasti karena kekompleksannya.
c.    Media Diferensial: media untuk membedakan 2 mikroba, jadi keduanya tidak terbunuh. Media ini bertujuan untuk mengidentifikasi mikroba dari campurannya berdasarkan karakter khusus yang ditunjukkan pada media diferensial.
d.    Media Selektif: media untuk menyeleksi mikroba, sehingga salah satu jenis mikroba akan terbunuh. Terbunuhnya salah satu mikroba dikarenakan dalam media tersebut selain nutrisi juga ditambahkan suatu zat tertentu sehingga media tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan merangsang pertumbuhan mikroba yang diinginkan.
e.    Media Sintetik Terdefinisi: media dengan senyawa penyusun yang diketahui pasti.
Media Kaya & Diperkaya: media dengan komponen dasar untuk pertumbuhan mikroba dan ditambah komponen kompleks seperti darah, serum, kuning telur. Media kaya dan diperkaya juga bersifat selektif untuk mikroba tertentu. Bakteri yang ditumbuhkan dalam media ini tidak hanya membutuhkan nutrisi sederhana untuk berkembang biak, tetapi membutuhkan komponen kompleks.
2.    Jenis Media
a.    Media LB (Lactose Broth).
       Media LB digunakan untuk mendeteksi kehadiran koliform dalam air, makanan, dan produk susu. Selain itu juga sebagai kaldu pemerkaya atau pre-enrichment broth untuk Salmonellae serta dalam mempelajari fermentasi laktosa oleh bakteri pada umumnya.
Gambar 2.1  Media LB (Lactose Broth)
1)    Komposisi
a)   Ekstrak daging (sapi)         : 3 gram/L
b)   Pepton                                  : 5 gram/L
c)   Laktosa                                 : 5 gram/L
2)    Cara pembuatan media.
a)    Campurkan 13 gr Lactose Broth dalam 1 L air.
b)    Kemudian didihkan selama 1 menit, setelah itu dituangkan kedalam tabung reaksi yang berisi tabung durham dengan posisi terbalik.
c)     Autoklaf selama 15 menit pada suhu 121 0C dengan pH 6,9 ±  0,2 pada 25 0C.
d)    Lactose Broth akan berwarna kekuningan dan jernih
       Dalam media LB peptone dan ekstrak beef menyuplai nutrien esensial untuk melakukan metabolisme dari bakteri. Sedangkan laktosa digunakan untuk penyedia sumber karbohidrat yang dapat difermentasikan untuk orgaisme koliform. Pertumbuhan mikroba dengan membentuk gas merupakan presumtive test untuk koliform.
b.    Media BGLB (Brilliant Green Bile Broth)
       Media BGLB digunakan untuk mendeteksi bakteri coliform (Gram negatif) di dalam air, makanan, dan produk lainnya. Media ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif dan menggikatkan pertumbuhan bakteri coliform. Ada atau tidaknya bakteri coliform ditandai dengan terbentuknya asam dan gas yang disebabkan karena fermentasi laktosa oleh bakteri golongan coli.
Gambar 2.2 Media BGLB (Brilliant Green Bile Broth)
1)    Komposisinya.
a)    Pepton from meat              : 10 gr.
b)    Oxbile dried                         : 20 gr.
c)    Laktose                                : 10 gr.
d)    Brilliant green                     : 0,0133 gr.
2)    Cara pembuatanya
a)    Timbang 40 gr bahan, larutkan dalam 1 liter aguadest.
b)    Panaskan hingga larut sempurna, atur pH 7,2 ± 0,2.
c)     Bagi dalam tabung reaksi yang telah berisi tabung durham 5-6 ml.
d)    Sterilkan dalam autoclave 121 oC selama 15 menit.
Perhitungan :
c   Media Escherichia coli Broth.
       Disini dipakai media Escherichia coli Broth yang jumlahnya sesuai dengan jumlah tabung media Lactosa Broth (LB) yang menunjukan reaksi positif. Dari masing-masing tabung media laktosa yang diambil satu ose, kemudia diinokulasikan dalam masing-masing media Eschericia coli Broth yang disediakan sesuai dengan deretannya, misalnya : dari LB 3.3.3 yang positif ada 3.1.0, kemudia diinokulasikan pada Eschericia coli Brothyang positif yang menunjukan adanya kekeruhan dan gas pada tabung durham (Adi irawan, 2013).
Gambar 2.3 Media Escherichia coli Broth
1)    Komposisi
a)    Trypton                                : 20,0g/l.
b)    Lactose                                : 5,0g/l
c)    Bile salts                              : 31,5g/l
d)    Di-potassium phosphate : 1,5g/l
e)    Sodium chlorides              : 5,0g/l
2)    Cara pembuatan media
a)   Perhitungan
Massa EC Broth = 37 x 340 : 1000
 = 12,6 gr
b)    Pembuata media
·      Neraca dinyalakan, tunggu sampai tertulis 00 pada neraca.
·      Kertas timbang ditimbang sebagai alas lalu dinol-kan.
·      Media EC Broth ditimbang sebanyak 12,6 g.
·      Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer.
·      Aquadest diukur dengan menggunakan gelas ukur sampai ukuran 340 ml.
·      Di masukkan ke dalam Erlenmeyer yang berisi media EC Broth dan diberi stirrer untuk     membantu pengadukan.
·      Erlenmeyer yang berisi larutan media diletakkan di atas hot plate untuk dipanaskan dan ditunggu sampai larutan tercampur sempurna.
·      pH larutan diukur dengan menggunakan pH stik.
·      Di masukkan ke dalam tabung reaksi dengan menggunakan filler pipet 5 ml. Kemudian ditutup dengan kapas dan masukkan ke dalam autoclave untuk disterilkan.
C.     Parameter Mikrobiologi
Kehidupan Mikroorganisme di dalam Air
       Mikroorganisme merupakan makhluk hidup kecil  yang beberapa diantaranya dapat menyebabkan gangguan kesehatan apabila masuk kedalam  tubuh manusia (Koko handoyo, 2014).
       Kualitas air secara biologis, khususnya secara mikroorganisme, ditentukan  oleh banyak parameter, yaitu parameter mikroba pencemar, patogen,  dan penghasil toksin. Misalnya kehadiran mokroba, khususnya bakteri pencemar tinja (Coli) di dalam air sangat tidak diharapkan apalagi kalau air tersebut untuk kepentingan kehidupan manusia (rumah tangga) (Unus Suriawiria, 1996).
       Untuk air minum misalnya, Bakteri Escherichia coli Harus kurang dari satu atau tidak ada sama sekali, kalau kualitas air tersebut termasuk yang betul-betul memenuhi syarat. Untuk air dalam kolang renang per 100 ml contoh air tidak boleh lebih dari 200 bakteri Escherichia coli dan untuk rekreasi tidak lebih besar dari 1000 bakter Escherichia coli (Unus Suriawiria, 1996).
Beberapa jenis mikroorganisme yang menjadi balutan didalam air antara lain adalah sebagai berikut:
1.    Bakteri Escherichia coli.
       Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang terdapat di dalam tinja atau kotoran manusia. Bakteri ini sangat berbahaya apabila masuk dalam tubuh manusia karena dapat mengakibatkan gangguan pencernaan atau sakit perut. Banyaknya kandungan bakteri Escherichia coli mengindikasikan tingkat pencermaran yang tinggi pada sebuah sumber air sungai tersebut (Koko handoyo, 2014).
Gambar 2.4 Bakteri Escherichia coli
Klasifikasi Bakteri Escherichia coli.
Filum                   : Proteobacteria
Famili                  : Enterobacteriaceae.
Genus                 : Escherichia
Spesies              : Escherichia coli
       Escherichia coli adalah bakteri yang merupakan bagian dari mikroflora yang secara normal ada dalam saluran pencernaan manusia dan hewan berdarah panas. E. Coli termasuk ke dalam bakteri heterotrof yang memperoleh makanan berupa zat oganik dari lingkungannya karena tidak dapat menyusun sendiri zat organik yang dibutuhkannya. Zat organik diperoleh dari sisa organisme lain. Bakteri ini menguraikan zat organik dalam makanan menjadi zat anorganik, yaitu CO2, H2O, energi, dan mineral. Di dalam lingkungan, bakteri pembusuk ini berfungsi sebagai pengurai dan penyedia nutrisi bagi tumbuhan (Ruth Melliawati, 2009).
       E Coli juga merupakan bakteri indikator kualitas air karena keberadaannya didalam air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses, yang kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya. E.coli menjadi patogen jika jumlah bakteri ini dalam saluran pencernaan meningkat atau berada di luar usus. E. Coli menghasilkan enterotoksin yang menyebabkan beberapa kasus diare (Ruth Melliawati, 2009).
       Diare sendiri masih merupakan masalah kesehatan utama pada anak balita, khususnya di negara berkembang seperti Indonesia. Kejadian diare tidak kurang dari satu milyar episode tiap tahun diseluruh dunia, 25-35 juta di antaranya terjadi diIndonesia. Setiap anak balita mengalami diare dua sampai delapan kali setiap tahunnya dengan rata-rata 3,3 kali (Ruth Melliawati, 2009).
2.    Bakteri Salmonella typhosa
       Bakteri Salmonella typhosa merupakan penyebab typhus abdominalis yang banyak terdapat di dalam air sungai bila terjadi wabah. Prinsip penularannya adalah melalui air dan makanan yang telah tercemar oleh kotoran manusia yang berpenyakit tifus (Koko handoyo, 2014).
Gambar 2.5 Bakteri Salmonella typhosa
Klasifikasi Bakteri Salmonella typhosa
Filum                   : Proteobacteria
Kelas                   : Gamma Proteobakteria
Ordo                    : Enterobakteriales
Famili                  : Enterobakteriakceae
Genus                 : Salmonella
       Infeksi oleh bakteri Salmonella (Oleh sebab itu disebut Salmonellasis) menyerang saluran gastrointesis yang mencakup perut, usus halus dan usus besar atau kolon. Perjangkitan Salmonella karena makanan bersifat eksposit dan ada kaitanya dengan pesta perkawinan,  perjamuan makan atau peristiwa lain yang menyajikan hidangan untuk sekolompok orang. Terjadinya sakit perut yang mendadak membedakannya dari penyakit perut lain seperti disentri basilar atau Amoeba (Drs. Koes Irianto, 2007).
       Delapan sampai empat puluh delapan jam setelah mengkonsumsi makanan atau minuman yang tercemar Salmonella, timbul rasa sakit perut yang mendadak dengan diare encer, kadang-kadang dengan lendir atau darah. Seringkali mual dan muntah, demam dengan suhu 38 sampai 39 oC umum terjadi. Gejala-gejala ini ada hubunganya dengan endotoksin tahan panas dalam waktu 2 sampai 5 hari dan berakhir dengan kesembuhan si pennderita (Drs. Koes Irianto, 2007).
       Pada umumnya kasus Salmonella disebabkan karena mengkonsumsi makanan yang tercemar. Maka cara pencegahanya yaitu memasak makanan dengan baik, meyimpan makanan pada suhu lemari es, melindungi makanan terhadap pencemaran oleh hewan seperti lalat dan hewan lainya, pemeriksaan berkala terhadap orang-orang yang menangani pangan dan kebersihan pribadi (Drs. Koes Irianto, 2007).
       Begitu ditemukan adanya kasus infeksi makanan oleh salmonella maka harus segera dilaporkan pada Dinas Kesehatan. Dengan demikian dapat diambil langkah-langkah yang sesuai untuk melindungi masyarakat dari suatu perjangkitan peracunan makanan. Tidak ada imunisasi yang efektif terhadap infesi spesies Salmonella (kecuali Salmonella typhi yang menyebabkan demam tifoid) (Drs. Koes Irianto, 2007).

3.    Bakteri Shigella
       Bakteri Shigella merupakan mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit disentri basiler dan banyak terdapat pada air sungai yang tercemar. Cara penularannya adalah melaui kotoran langsung dengan kotoran manusia maupun melalui perantara makanan (Koko handoyo, 2014).
Gambar 2.6 Bakteri Shigella
Klasifikasi Bakteri Shigella
Filum                   : Proteobacteria
Kelas                   : Gamma Proteobakteria
Ordo                    : Enterobakteriales.
Famili                  : Enterobakteriaceae.
Genus                 : Shigella
(http://id.wikipedia.org/wiki/Shigella)
       Shigella merupakan bakteri berbentuk batang pendek, Gram negatif, tidak motil, tidak berflagel, tidak berkapsul, tidak membentuk spora, bentuk coccobacilli terjadi pada pembenihan muda. Ukuran shigella sekitar 2-3μm x 0,5-0,7 μm dan susunannya tidak teratur. Shigelladapat tumbuh subur pada suhu optimum 37oC hidup secara aerobik maupun anaerobik fakultatif (Iswadi, 2012).
4.    Entamoeba histolytica
       Entamoeba histolytica merupakan protozoa yang dapat menyebabkan penyakit disentri dengan penyebaran melalui lumpur dan air sungai (Koko handoyo, 2014).
Gambar 2.7 Entamoeba histolytica
Klasifikasi Entamoeba histolytica.
Klass                   : Tubulinea
Famili                  : Entamoebidae
Genus                 : Entamoeba
Species              : E. histolytica
(http://en.wikipedia.org/wiki/Entamoeba_histolytica)
       Entamoeba histolytica adalah protozoa parasit anaerob, bagian dari genus Entamoeba. Terutama menginfeksi manusia dan primata lainnya, E. histolytica diperkirakan menginfeksi sekitar 50 juta orang di seluruh dunia. Sebelumnya, ia berpikir bahwa 10% dari populasi dunia terinfeksi, tetapi angka-angka ini mendahului pengakuan bahwa setidaknya 90% dari infeksi ini disebabkan oleh spesies kedua, E. dispar. Mamalia seperti anjing dan kucing bisa terinfeksi secara sementara, tetapi tidak berpikir untuk memberikan kontribusi yang signifikan untuk transmisi (Hendra widodo, 2013).
       Entamoeba histolytica ukuran besar ada dua strain, patogen dan nonpatogenik. Ukuran kecil biasanya nonpatogen. Strain E. Histolytica yang patogen merupakan parasit protozoa yang paling penting pada manusia dan banyak diteliti (Hendra widodo, 2013).
D.     Parameter Fisik
1.    Bau
       Air minum yang berbau selain tidak estetis juga tidak akan disukai oleh masyarakat. Bau air dapat memberi petunjuk akan kuaalitas air. Misalnya bau amis dapat disebabkan oleh tumbuhnya algae (Juli Soenirat slamet, 2009).
       Bau yang terdapat  di dalam air  baku dapat dihasilkan  oleh kehadiran  organisme seperti mikroalge dan bakteri. Dari segi estetika, air yang ber bau apalagi bau busuk seperti bau telur yang membusuk (oleh H2S misalnya), ataupun air yang berasa secara alami, tidak dikehendaki dan tidak dibenarkan oleh peraturan dan ketentuan yang berlaku (Unus Suriawiria, 1996).
2.    Warna
       Air minum sebaiknya tidak berwarna untuk alasan estetis dan untuk mencegah keracunan dari berbagai zat kimia maupun mikroorganisme yang berwarna. Warna dapat disebabkan  adanya tanin dan asam humat yang terdapat secara alamiah di air tawar, berwarna kuning muda, menyurupai urin oleh karenanya orang tidak mau menggunakannya. Selain itu, zat organik ini bila terkena khlor dapat membentuk  senyawa-senyawa khloroform yang beracun. Warnapun dapat berasal dari  buangan industri (Juli Soenirat slamet, 2009).
       Warna pada air yang berasal dari buangan pabrik atau buangan permukiman juga tidak dibenarkan untuk dikonsumsi. Hal ini disebabkan  di dalam warna terkandung senyawa kimia yang besar kemungkinan akan membahayakan kesehatan kalau terminum atau terbawa ke dalam jasad hidup lain di dalam air, misalnya tanaman air ataupun hewan air, terutama ikan (Unus Suriawiria, 1996).
3.    Rasa.
       Air minum biasanya tidak memberi rasa/tawar. Air yang tawar dapat menunjukkan kehadiran berbagai zat yang dapat membahayakan kesehatan. Rasa logam/amis, pahit, asin dan sebagainya. Efeknya tergantung pula pada penyebab timbulnya  rasa tersebut (Juli Soenirat slamet, 2009).
4.    Suhu
       Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas terutama agar tidak terjadi pelarutan zat kimia yang ada pada saluran pipa, yang dapat menbahayakan kesehatan, menghambat reaksi-reaksi biokimia di dalam saluran pipa, mikroorganisme  patogen tidak dapat berkembang biak, dan bila diminum air dapat menghilangkan dahaga (Juli Soenirat slamet, 2009).
E.     Parameter Kimiawi
1.    pH Air
       pH adalah derajat keasamandari sebuah zat cair dalam hal ini adalah air. Air murni yang hanya terdiri atas kumpulan molekul H2O dan tidak mengadung larutan apa pun secara teoritas memiliki pH= 7. Jadi, sesuatu zat cair disebut netral atau tawar apabila memiliki pH=7. Besaran  nilai pH adalah 1-14. Nilai pH kurang dari 7 disebut dengan cairan asam, sedangkan nilai pH lebih dari 7 disebut dengan cairan basa atau alkalis (Agnes sri hartati, 2014).                     
       Karena air memilik sifat sebagai pelarut universal, sebagian besar air di alam ini tidak akan pernah mencapai nila pH =7 karena  banyak sekali zat-zat yang terlarut di dalam air sehingga menyebabkan air tidak murni lagi. Air murni hanya dapat diperoleh dengan serangkaian pengolahan kimiawi dan dihasilkan berbagai produk air murni atau mendekati murni dengan istilah aquadest, aquabidest, aqua demin dan sebagainya (Agnes sri hartati, 2014).
       Dengan adanaya kenyataan  bahwa air di alam (bahkan air minum yang anda konsumsi sehari-hari) adalah tidak murni, bagaimanakah tubuh anda merespons keberadaan pH air minum yang tidak netral yang anda konsumsi? Tubuh anda, terutama darah yang mengandung banyak air, harus  memiliki pH dalam kisaran 7.4-7.6. air minum dan makanan atau buah yang anda konsumsi yang memiliki nilai pH di luar kisaran pH mormal akan dinetralkan oleh larutan buffer dalam darah anda. Ketika anda mengkonsumsi makanan yang sangat  asam sekalipun, misalnya jerukdengan pH sekitar 4-5 tubuh anda tidak akan  mengalami gangguan  yang berarti (Agnes sri hartati, 2014).
       Namun demikian, batas nilai pH air minum yang diperkenankan untuk dikonsumsi. Perlu diketahui bahwa cairan yang bersifat ekstrem asam (pH1-4) akan menyebabkan anggota tubuh terbakar atau melepuh bila terkena kulit contohnya adalah air keras dan air accu. Sementara, cairanyang bersifat ekstrem basa atau alkalis (pH 10-14) bila kontak dengan anggota badan akan mengakibatkan  iritasi yang sangat menyakitkan, contohnya larutan NaOH, bila terkena kulit akan menyebabkan iritas, merah-merah dan terasa sangat gatal (Agnes sri hartati, 2014).
       Air yang diperkenankan masuk dala tubuh anda adalah air minum yang memiliki pH sebesar 6.5-8.5. untuk selanjutnya didalam tubuh air minum tersebut dalam darah akan dinetralkan oleh larutan buffer sehingga pH akan berkisar antara 7.4-7.6 (Agnes sri hartati, 2014).
2.    Kesadahan
       Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral tertentu di dalam air, umumnya ion kalsium (Ca) dan magnesium (mg) dalam bentuk garam karbonat. Air sadah atau air keras adalah air yang memiliki kadar mineral yang tinggi, sedangkan air yang lunak adalah air dengan kadar mineral yang rendah. Selain ion kalsium dan magnesium  penyebab kesadahan juga bisa  merupakan ion  logam lain maupun garam-garam biokarbonat dan sulfat. Metode yang paling sederhana untuk menetukan kesadahan air adalah dengan sabun. Dalam air lunak, sabun akan menghasilkan busa yang banyak. Pada air sadah, sabun tidak akan menghasilkan busa atau menghasilakan sedikit sekali busa. Kesadahan air total dinyatakan  dalam satuan  ppm berat ber volume (w/v) dari CaCO3(Koko handoyo, 2014).

Ada beberapa  tingkat kesadahan mulai dari yang rendah sampai yang tinggi seperti yang tertera dalam teabel berikut ini :
Tabel 2.2 Klasifikasi Kesadahan Air
Tingkat Kesadahan
     ppm atau mg/L
   Grain/galon (gpg)
Tidak sadah
0-17
0-1
Sedikit sadah
17-60
1-3.5
Cukup sadah
60-120
3.5-7
Sadah
120-180
7-10.5
Sangat Sadah
>180
>10.5

       Air sadah tidak begitu berbahaya diminum, tetapi dapat menyebabkan beberapa masalah. Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat  saluran pipa dan keran. Air sadah juga menyebabkan pemborosan sabun di rumah tangga. Air sadah yang bercampur sabun tidak dapat membentuk busa, tetapi mala membentuk gumpalan soap scum (sampah sabun) yang sukar dihilangkan (Koko handoyo, 2014).
F.       Kandungan Logam Berat di dalam Air
       Logam berat bersifat racun bagi manusia. Dinamakan logam berat karena logam ini mempunyai berat jenis yang besar yaitu di atas 5 g/cm3 . Kandungan logam berat  dalam air sungai biasanya diakibatkan oleh buangan limbah industri yang sembarangan ke dalam air badan atau air sungai. Selain itu, secara alami logam berat  dapat berasal dari laut, erosi batuan tambang, vulkanisme dan sebagainya. Logam berat biasanya berupa persenyawaan kimia dengan unsur lain dan sangat jarang berupa elemen atau unsur tunggal. Senyawa logam berat dapat berupa padat dan cair. Sementara, di dalam  perairan, logam berat berupa ion-ion. Dalam udara logam berat berupa partikulat yang beterbangan bersama debu di udara (Afin murtie, 2014).
       Logam berat merupakan zat kimia yang sangat berbahaya bagi tubuh manusia. Berbagai gangguan kesehatan yang serius dapat terjadi apabila logam berat masuk kedalam tubuh manusia. Logam berat dapat bereakasi dengan unsur belerang (S) di dalam enzim sihingga menyebabkan enzim tersebut tidak aktif. Logam berat dapat menyerang dan bereaksi dengan gugus karboksilat (-COOH) dan gugus amina (-NH2) sehingga menggangu sistem metabolisme di dalam tubuh. Adanya logam berat yang terkandung di dalam perairan sangat berbahaya mengingat sifat-sifat logam berat, yaitu:
a.    Sangat sulit terdegradasi sehingga akan terakumulasi dalam lingkungan.
b.    Dapat terakumulasi di dalam organisme yang hidup di lingkungan yang tercemar logam berat, seperti ikan, kerang, udang dan kepiting.
Beberapa Logam berat yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia antara lain sebagai berikut:

1.    Merkuri.
       Hidragirum  mercury (Hg) atau sering disebut merkuri memiliki nama lain air raksa. Merkuri banyak digunakan dalam industri penambangan emas secara tradisional dan tentu saja limbah dari penambangan emas ini dibuang kedalam air sungai (Afin murtie, 2014).
       Merkuri sangat berbahaya bagi kesehatan manusia karena dapat menyebabkan kerusakan otak permanen dan dapat mengakibatkan cacar lahir pada bayi. Peristiwa tragis yang menjadi catatan sejarah  tentangcemaran limbah merkuri adalah  terjadi di Teluk Minamata di Jepang. Penduduk di teluk Minamata sebagian besar berprofesi sebagai nelayan dan menjadikan  ikan sebagai makanan utamanya. Padahal, ikan-ikan tersebut telah tercemar limbah merkuri. Akibatnya, ketika sampai kegenerasi berikutnya, banyak bayi yang lahir di daerah teluk minamata mengalami cacat pada fisiknya. Kebanyakan dari mereka lahir dengan kondisi tubuh yang tidak lengkap. Awalnya, ini diakaitkan dengan hal-hal yang mistis, tetapi pembuktian ilmiah mengungkapkan bahwa hal ini disebabkan oleh pencemaran limbah merkuri yang dikonsumsi oleh para orang dewasa (Afin murtie, 2014).


2.    Timbal
       Timbal (Pb) adalah jenis logam berat yang cukup dikenal di masyarakat. Timbal mempunyai nama lain timah hitam. Timbal banyak digunakan di dalam industri nonpangan dan banyak digunakan di dalam bensin dalam bentuk TEL (Tetra Etil Lead) untuk mengurangi knocking pada  mesin kendaraan. Timbal dapat menimbulkan keracunan pada makhluk hidup (Afin murtie, 2014).
       Bebrapa gejala keracunan timbal antara lain adalah iritasi salura  cerna, rasa logam pada  mulut, muntah, sakit perut dan diare. Timbal dapat menyebabkan penyakit anemia kerusakan otak serta kerusakan pada ginjal (Afin murtie, 2014).
3.    Kromium
       Senyawa Kromium yang bervalensi 7 lebih bernahaya dari pada Kromium bervalensi 3. Terpapar oleh kromium  ini dapat menyebabkan kanker pada kulit dan saluran pencernaan. Hasil penelitian menunjukan bahwa kandungan kromium dalam darah yang melebihi nilai ambang batas  adalah >20-3.0 g/100 ml. Kandungan kromium dalam urin yang melebihi nilai ambang batas adalah >11 g/liter (Afin murtie, 2014).
       Efek dari kromium terhadap kesehatan yakni bisa mengalami  gangguan pernapasan dan mengganggu alat pencernaan. Kromium (VI) dikenal dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Kromium yang menjadi sesuatu campran di dalam produk kulit dapat menyebabkan reaksi alergi, seperti ruam kulit. Pernapasan kromium (VI) dapat menyebabkan gangguan hidung dan mimisan (Afin murtie, 2014).
4.    Arsen
       Arsen (As) adalah salah satu logam berat yang dapat larut di dalam air. Air dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan serius terutama kanker. Selain itu, arsen dapat menyebabkan kerusakan ginjal dan bersifat racun yang sangat kuat (Afin murtie, 2014).
       Masuknya Arsen dalam jumlah besar kedalam tubuh secara mendadak menyebabkan serangan kuat berupa rasa sangat sakit perut akibat sistem pencernaan rusak, muntah, diare, rasa haus yang hebat, kram perut dam akhirnya syok, koma, bahkan kematian. Paparan dalam jangka waktu lama, seperti meminum air terkontaminasi arsen, dapat menyebabkan napas berbau, kerigaat berlebih, otot lunglai, perubahan warna kulit (menjadi gelap), penyakit pembuluh tepi, parestesia tangan dan kaki (gangguan saraf), blackfoot disease dan kanker kulit (Afin murtie, 2014).
5.    Kadmium
       Kadmium merupakan salah satu jenis logam berat yang berbahaya karena elemen ini beresiko tinggi terhadap pembuluh darah. Kadmium berpengaruh terhadap manusia dalam jangka waktu panjang dan dapat terakumulasi pada tubuh, khususnya hati dan ginjal. Secara prinsip pada konsentrasi rendah, kandmium berefek terhadap gangguan pada paru-paru, emphysema dan renal tubular disease yang kronis (Afin murtie, 2014).
       Kadmium lebih mudah diakumulasi oleh tanaman dibandingkan dengan ion logam berat lainya, seperti timbal. Logam berat ini bergabung bersama timbal dan markuri sebagai the big three heavy metal  yang memiliki tingkat bahaya tertinggi pada kesehatan manusia. Menurut badan dunia FAO/WHO, konsumsi perminggu yang ditoleransikan bagi manusia adalah 400-500 µg per orang atau 7 µg per kg berat badan (Afin murtie, 2014).
       Kadmium dapat melebur  pada suhu 321 0C. Larutnya lambat dalam asam encer dengan melepaskan hidrogen, sedangkan suhu air laut berkisar 2 minggu 30 0C sehingga sangat berpengaruh terhadap  peleburan kadmium tidak melebur, tetapi untuk molekulnya dan tenggelam sehingga tercampurdengan lumpur yang berada di dasar laut (Afin murtie, 2014).
       Kadmium yang diabsorpsi oleh tubuh manusia masuk ke dalam tubuh melalui makanan dan dapat dikeluarakan lewat feses, tetapi ada sebagian  kecil yang masuk ke dalam ginjal dan dikeluarkan oleh urin. Kadmium  yang terdapat dalam ginjal dapat terakumulasi dengan protein yang terdapat didalam ginjal sehingga dapat menyebabkan  gangguan pada aktivitas kerja enzim. Keracunan kronis terjadi bila memakan kadmium (Cd) dalam waktu lama (Afin murtie, 2014).
6.    Nitrat dan Nitrit
       Nitrat dan Nitrit adalah sebuah senyawa kimia hasil dari reaksi enzimatik oleh bakteri Nitrosomonas (menghasilkan nitrit atau NO2) dan Bakteri Nitrobakter (Menghsilkan nitrat atau NO3). Aktifitas mikroba  di dalam tanah atau air menguraikan sampah yang mengadung nitrogen organik menjadi ammonia kemudian diosidasikan menjadi nitrit dan nitrat. Karena nitrit dapat dengan mudah dioksidasi menjadi nitrit maka nitrat adalah senyawa yang paling sering ditemukan didalam sumber air. Pencemaran oleh pupuk nitrogen dan pencemaran sampah organik dari hewan dan manusia dapat meningkatkankadar nitratdi dalam air. Batas normal nitrat pada air menurut Permenkes No. 416/1990 adalah sebesar  50 mg/l dan pada air minum adalah 10 mg/l. Disis lethal (mematiakan) dari nitrat pada orang dewasa adalah sekitar 4-30 gram. Sementara dosis lethal untuk nitrit adalah 0.7-6 gram. Nitrat sejumlah 40-300 mg dapat menyebabkan methemoglobinemia.  Nitrat yang masuk ke dalam saluran pencernaan melalui makanan dan minuman akan mengakibatkan keracuanandengan gejala-gejala:
a.    Menurunnya tekanan darah.
b.    Sakit kepala disertai pusing berdenyut.
c.    Kulit merah dan berkeringat.
d.    Mual muntah kadang disertai diare berdarah.
e.    Napas keras kemudian sesak dan pernafasan lambat.
f.     Nadi dan nafas perlahan-lahan, denyut nadi lemah.
g.    Bertambahnya daya tengah pada mata.
h.    Kelumpuhan diikuti dengan kejang-kejang.
i.      Kematian.
       Nitrat dan nitrit juga sangat berbahaya bila dikonsumsi oleh anak dan bayi dibawa umur 3 bulan. Nitrat akan menghambat  darah melepaskan oksigen kesel-sel tubuh. Sekali nitrat masuk ke dalam sistem peredaran darah, penderita dapat mengalami kekurangan oksigen dalam tubuhnya dan dapat juga menyebabkan kematian bagi bayi dibawah  usia tiga bulan (Afin murtie, 2014).
G.     Sistem Pengolahan Air Minum
       Ada berbagai macam metode pengolahan air untuk mendapatkan air dengan kualitas yang diinginkan. Beberapa teknik pengolahan air antara lain sebagai berikut (Koko handoyo, 2014).
1.    Koagulasi
       Koagulasi adalah sistem pengolahan air dengan menggunakan prinsip gravitasi.  Material organik yang berupa larutan, suspensi,  maupun koloid sangat sulit untuk dipisahkan. Material koagulan  akan menyatukan material palutan air tersebut sehingga beratnya bertambah dan akhirnya mengendap. Dengan terjadinya koagulasi, zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid. Apabila diberi tawas  koloid akan mengalami koagulasi dengan cara:
Lumpur + tawas            menggumpal (mengendap)
       Kekeruhan air yang banyak dijumpai pada air permukaan sepertiair sungai atau saluran iritasi, ada yang dapat dihilangkan dengan cara pengendapan dan penyaringan secara langsung dan ada yang tidak dapat dihilangkan dengan keduanya cara tesebut. Kekeruhan yang tidak dapat dihilangkan dengan kedua cara tersebut disebabkan oleh partikel-partikel koloid yang hanya dapat diendapkan dengan proses koagulasi kimiawi (Unus Suriawiria, 1996).
2.    Flokulasi
       Dilakukan setelah proses koagulasi. Setelah proses koagulasi partikel-partikel terdestabilisasi dapat saling bertumpukan membentuk agregat sehingga terbentuk flok. Tahap ini disebut flokulasi. Flokulasi adalah suatu proses aglomerasi (penggumpalan) partikel-partikel terdestabilisasi menjadi flok dengan ukuran yang memungkinkan dapat dipisahkan oleh proses sedimentasi dan filtrasi. Dengan kata lain, proses flokulasi adalah proses pertumbuhan flok (partikel terdestablisasi atau mikroflok) menjadi flok dengan ukuran yang lebih besar (makroflok) (Koko handoyo, 2014).
       Flokulator berjalan dengan kecepatan lambat dengan maksud terjadi pembentukan flok yang siap  untuk diendapkan. Di dalam proses flokulasi ini, pengadukan dilakukan secara bertahap, yaitu dari kekuatan besar kemudian mengecil supaya flok yang dibentuk tidak terpecah kembali (Koko handoyo, 2014).
3.    Filtrasi
       Filtrasi adalah penyaringan. Penyaringan hanya dapat merelokasi padatan tersuspensi di dalam air. Teknik filtrasi tidak dapat memisahkan material terlarut karena pori-pori dari filter atau saringan lebih besar dari pada diameter zat terlarut. (Koko handoyo, 2014).
Beberapa macam jenis filtrasi berdasarkan bahan yang digunakan antara lain adalah sebagai berikut:
a.    Sand Filter
       Sesuai dengan namanya, send filter atau saringan pasir menggunakan media pasir untuk penyaringan air. Metode ini menggunakan pasir kwarsa sebagai media dengan diameter antara 0.5-1 mm (Koko handoyo, 2014).
       Sand filter banyak digunakan sebagai alat penyaringan pada beberapa daerah di indonesia yang memiliki sumber air tanah yang kurang bagus, terutama mengandung suspensi dan koloid yang membuat air menjadi keruh. Pada prinsipnya, material-material padat yang tersuspensi di dalam air akan tersaring dan tersangkut di media pasir sehingga air yang dihasilkan menjadi lebih jernih (Koko handoyo, 2014).
       Dengan ukuran efektif media pasir yang sedemikian kecil bahan-bahan dalam bentuk suspensi, termasuk koloid dan bakteri akan tersangkut di lapisan atas penyaringan. Pembersian saringan dapat dilakukan dengan jalan mengeruk lapisan atas yang telah kotor dan menggantikannya dengan lapisan pasir yang baru. Di dalam proses penyaringan dengan saringan pasir lambat, paramete yang paling penting adalah kecepatan penyaringan dan masa operasi saringan yang diidefinisikan sebagai selang waktu di antara dua priode pembersihan yang diperlukan (Unus Suriawiria, 1996).
       Saringan pasir lambat sangat efisien untuk menghilangkan  kekeruhan dalam air, baik kekeruhan yang diakibatkan oleh bahan-bahan dalam suspensi yang mudah mengendap maupun bahan-bahan berbentuk kolodial. Selain itu, pasir lambat juga sangat efektif untuk memisahkan bakteri dalam air (Unus Suriawiria, 1996).
b.    Karbon Filter
       Prinsip pengolahan air dengan menggunakan karbon filter adalah dengan menfaatkan luas permukaan butir karbon atau arang. Karbon atau arang yang digunakan untuk media penyaringan biasanya menggunakan arang yang terbuat dari tempurung kelapa karena memiliki kulitas yang bagus (Koko handoyo, 2014).
c.    Reverse Osmosis.
       Metode lain desalinasi adalah  dengan menggunakan membran. Terdapat dua tipe membran yang dapat digunakan untuk proses desalisasi, yaitu RO (Reverse Osmosis) dan ED (Electrodialysis). Pada proses desalinasi menggunakan membran RO, air pada larutan garam dipisahkan dari garam terlarutnya dengan mengalirkan melalui membran water-permeable. Permeate dapat mengalir melalui membran akibat adanya perbedaan tekanan yang diciptakan antara umpan  bertekanan dan produk yang memiliki tekanan dekat dengan tekanan atmosfer. Sisa umpan yang selanjutnya akan terus mengalir melalui sisi reaktor bertekanan sebagai brine. Proses ini tidak melalui tahap pemanasan atau perubahan fasa (Koko handoyo, 2014).
d.    Nano Filtrasi.
       Sesuai dengan namanya, teknik filtrasi ini menggunakan media filter dengan pori berukuran nano meter. Partikel-partikel koloid tidak dapat disaring biasa seperti kertas saring karena pori-pori kertas saring terlalu besar dibandingkan ukuran partikel-partikel tersebut. Namun, bila kertas saring tersebut diresapi dengan selulosa seperti selofan, ukuran pori-pori kertas akan sering berkurang. Kertas saring yang dimodifikasi tersebut disebut penyaring ultra (Koko handoyo, 2014).
       Pemurnian dengan menggunakan penyaring ultra ini termasuk lambat. Jadi, tekanan harus dinaikkan untuk mempercepat proses ini. Terakhir, partikel-partikel koloid akan dapat dipisahkan berdasarkan ukurannya dengan menggunakan penyaring ultra bertahap (Koko handoyo, 2014).
4.    Sterilisasi.
       Sterilisasi merupakan salah satu usaha pengolahan air dengan target untuk menghilangkan semua mikroorganisme yang terkandung di dalam air. Banyak sekali mikroorganisme  yang hidup di dalam air beberapa diantaranya  berfotensi untuk menyebabkan penyakit pada manusia, terutama sakit perut. Sterilisasi dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain sebagai berikut:
a.    Pasteurisasi
       Pasteurisasi adalah sebuah proses memanaskan makanan dan  minuman dengan tujuan membunuh organisme mmerugikan, seperti bakteri, virus, protozoa, kapang dan khamir (Koko handoyo, 2014).
       Pasteurisasi tidak dimaksudkan untuk membunuh seluruh mikroorganisme di dalam makanan dan minuman. Pasteurisasi bertujuan untuk mencapai ‘’Pengurangan log’’ dalam jumlah organisme. Maksudnya adalah mengurangi jumlah  jumlah mereaka sehingga tidak dapat menyebabkan penyakit (dengan syarat produk yang telah dipasteurisasi didinginkan dan digunakan sebelum tanggal kadaluwarsa). Karena itu, produk-produk makanan dan minuman hasil dari pasteurisasi biasanya hanya memiliki waktu kadaluwarsa yang singkat (Koko handoyo, 2014).
b.    Ultraviolet.
       Sala satu sistem sterilisasi pada teknik pengolahan air adalah penggunaan sinar ultra violet untuk membunuh mikroorganisme. Sinar ultra violet merupakan salah satu jenis sinar tidak tampak yang memiliki panjang gelombang di bawah 200 nm. Sementara, sinar tampak seperti warna pelangi adalah sinar dengan panjang gelombang antara 400-800 nm. Sesuai dengan kaidah hubungan antara panjang gelombang dan energi, yaitu bahwa energi sinar berbanding terbalik dengan panjang gelombangnya, makin kecil panjang gelombang suatu sinar, energinya akan semakin tinggi (Koko handoyo, 2014).
       Iradiasi kuman ultraviolet adalah disinfeksi metode yang menggunakan ultraviolet cahaya pada cukup singkat panjang gelombang untuk membunuh mikroorganisme. Hal ini digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti pemurnian makanan, udara dan air. UVGI menggunakan panjang gelombang pendek radiasi ultraviolet (UV-C) yang berbahaya bagi mikroorganisme. Hal ini efektif dalam menghancurkan asam nuklat dalam organisme sehingga DNA mereka  terganggu  oleh radiasi UV sehingga mereka tidak dapat melakukan fungsi-fungsi selular vital (Koko handoyo, 2014).
c.    Klorinasi
       Klorinasi merupakan salah satu metode sterilisasi yang umum dilakukan untuk pengolahan air baik untuk sekala industri maupun skala rumah tangga. Teknik klorinasi adalah metode pemusnahan mikroorganisme patogen yang terkandung di dalam air menggunakan natrium hipoklorit (NaOCl) atau menggunakan kalsium hipoklorit yang sering disingkat  kaporit dengan rumus kimia Ca(OCl)2 (Koko handoyo, 2014).
H.     Kerangka Pikir
 
 

BAB III
METODE PENELITIAN

A.     Jenis Penelitian.
       Jenis penelitian yang dipakai adalah observasi yaitu suatu peneletian yang mendasarkan pada pengamatan fakta dengan pengukuran dalam satu waktu.
B.   Kerangka Penelitian       

              

C.    Populasi dan Sampel
1.    Populasi
       Populasi dalam penelitan ini merupakan depot air minum isi ulang yang ada di Perumahan BTP.
2.    Sampel
       Sampel dalam penelitian ini adalah 5 depot air minum isi ulang yang ada di Perumahan BTP.
D.   Variabel Penelitian
1.    Variabel Bebas.
       Variable bebas adalah depot air minum yang terdapat di Perumahan BTP.
2.    Variabel Terikat.
       Variabel terikat pada penelitian ini adalah menguji kualitas air minum isi ulang galon yang terdapat di Perumahan BTP.
E.    Bahan dan Instrumen Penelitian
1.    Bahan Penelitian
Bahan penelitian yang digunakan adalah :
a)    Laktosa Broth (LB).
b)    Escherichia coli Broth.
c)    Sampel air minum.
2.    Instrumen Penelitian
       Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah Inkubator 37 0C, timbangan, pH meter, tabung reaksi 16x160, tabung durham, rak tabung, botol sample, lampu spritus, Ose, pipet ukur ( 10ml, 1ml, dan 0,1ml ), Erlenmeyer, beaker glass, gelas ukur, Buret.
F.    Lokasi dan waktu penelitian.
1.    Lokasi Penelitian
Direncanakan di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar.
2.    Waktu Penelitian
Waktu Penelitian direncanakan pada bulan Mei 2015.
G.   Prosedur Pengambilan Sampel dan Pengumpulan Data
1.    Alat yang digunakan
a.    Botol kosong
b.    Spidol
c.     Box sampel
d.    Blangko
2.    Prosedur pengambilan sampel.
Sampel diambil dari tiap depot air minum isi ulang galon dengan cara yaitu :
a.     Pasang label ditiap-tiap botol kosong lalu catat nama depot air minum yang diambil sampelnya beserta alamatnya juga dan tanggal pengambilan.
b.     Buka tutupan botol, kemudian serahkan kepegawai depot isi ulang untuk mengisi botol tersebut usahakan sampai penuh.
c.     Kemudian tutup kembali botol sampel
d.     Simpan bada box sampel yang sudah diisi dengan es
e.     Kemudian sampel dibawa ketempat penelitian
3.    Pengumpulan Data
a.    Data primer.
       Data primer adalah data yang diperoleh dari lapangan untuk dianalisa pada laboratorium.
b.    Data sekunder.
       Data sekunder adalah data yang diperoleh  melalui penelusuran literatur/kepustakaan dari berbagai sumber lainnya mengenai mata kulia mikrobiologi dan kimiaamami..
H.   Prosedur Penelitian
1.    Parameter Mikrobiologi
a.    Pemeriksaan         : Mikrobiologi (Bakter Escherichia coli ).
b.    Alat dan Bahan    :
1)    Alat:                  :
a)    Ose.
b)    Nal (ose lurus).
c)    Karet penhisap.
d)    Pipet volume.
e)    Rak tabung reaski.
f)     Inkubator 37 0C
2)    Bahan              :
a)     Sampel air minum.
b)     Media LB (Lactose Broth).
c)     Media EC Broth (Escherichia coli Broth)
c.    Cara Kerja             :
1)    Tes Pendahuluan
a)     Disiapkan perbenihan Lactosa Broth sebagai berikur : 3 tabung LB double strength 10 tabung LB single strength untuk porsi 3x10 ml, 3x1 ml, 3x0,1 ml (3-3-3).
b)     Jika memakai porsi 3-3-3, maka tabung LB double strength masing-masing diisi 10 ml sampel air, 3 tabung LB single strength yang pertama masing-masing diisi 1 ml sampel air dan tabung LB terakhir masing-masing diisi 0,1 ml sampel air.
c)     Diinkubasi selama 18-24 jam pada suhu 35-37 0C, jika belum ada pertumbuhan (Kekeruhan/terdapat gas dalam tabung durham) maka ingkubasi dilanjutkan sampai 48 jam.
d)     Semua tabung LB yang memperlihatkan kekeruhan dan ada gas dalam durhamnya dicatat misalnya 3/3-0/3-0/3 dan tidak perlu dilanjutkan ke uji penegasan.
2)    Tes Penegasan.
       Semua tabung Lactosa Broth yang positif (keruh dan ada gas) masing-masing dipindahkan 1-2 ose kedalam Escherichia coli Broth.
3)    Tes lengkap
       Untuk mengetahui apakah spesies Escherichia coli, maka dapat diidentifikasi dengan mengambil 1 mata ose dari minimal 1 tabung Escherichia coli Broth poositif, yang distriking pada plat EMB atau endo agar, sedemikian rupa sehingga pertumbuhan koloni yang diperoleh terpisah-pisah satu dengan lainya.
       Koloni yang berwarna merah pada plat Endo agar atau yang metalik pada EMB agar dimurnikan dan diperbanyak pada  TSIA/KIA, selanjutnya dilakukan tes biokimia untuk identifikasi. Jika bakteri yang diidentifiaksi adalah Escherichia coli maka dapat dilanjutkan dengan penentuan Escherichia coli yaitu biakan murni diinokulasi pada LB, diinkubasi 42 0C selama 24-48 jam jika terjadi kekeruhan serta pada gas dalam tabung durhamnya berarti Escherichia coli positif.
d.    Nilai Normal          :
Tidak ditemukan kekeruhan atau gas pada tabung durham (Negatif).
2.    Parameter Fisik
a.   Pemeriksaan         : Fisik air (bau, rasa dan warna).
b.   Alat dan Bahan     :
1)    Alat                    : Beaker glass.
2)    Bahan               : Sampel air minum.
c.   Cara Kerja              :
1)    Pemeriksaan bau dan rasa.
a)    Siapkan alat dan bahan
b)    Tuangkan air kedalam beaker glass.
c)    Lakukan pemeriksaan bau dan rasa dengan alat panca indera.
2)    Pemeriksaan warna
a)    Siapkan alat dan bahan.
b)    Tuangkan air kedalam beaker glass.
c)    Kalau sampel air keruh maka disaring dulu.
d)    Baru dibandingkan
d.   Nilai Normal           :
Tak berasa, tak berbau dan tak berwarna (bening).
3.    Parameter Kimiawi
a.   Pemeriksaan                : Kimiawi (pH air).
1)    Alat dan Bahan    :
a)    Alat                    :
·      pH Meter
·      Beaker glass                    : 50 ml.
b)   Bahan               :
Sampel Air minum

2)    Cara Kerja              :
a)    Siapkan alat dan bahan.
b)    Tuangkan air minum kedalam beaker glass 50 ml secukupnya.
c)    Celupkan elektroda kedalam air minum kemudian tekan ON, tunggu sampai muncul angka pH.
d)    Biarkan beberapa menit hingga hasil pembacaan pH stabil.
e)    Kemudian dibaca hasil yang tertera pada alat.
3)    Nilai Normal    :
pH Netral : 6.5-8.5
b.    Pemeriksaan               : Kimiawi (Kesadahan air).
1)    Alat dan bahan     :
a)    Alat                   :
·         Buret 50 ml                                  
·         Pipet volume 50 ml.
·         Mikropipet
·         Beaker glass.
·         Pipet tetes
·         Pipet ukur 5 ml
·         Erlenmeyer 250 ml
·         Sendok sungu.
·         Kertas indicator pH.
·         Botol semprot
b)    Bahan              :
Sampel air minum.
c)    Reagensia      :
·         Larutan EDTA 0,01 M.
·         Larutan Buffer kesadahan (Buffer amoniak).
·         Larutan NaOH 1N.
·         Serbuk EBT.
·         Indicator murexide.
·         Aquadest
2)    Cara kerja              :
a)     Kesadahan Total.
·        Diambil 50 ml sampel air minum dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml.
·        Ditambah 2 ml buffer kesadahan.
·        Ditambah sepucuk sendok kecil NaCN dan Indikator EBT.
·       Kemudian akan terbentuk ikatan sementara Ca / MgEBT berwarna merah.
·        Lalu titrasi dengan EDTA 0,01 M sampai terjadi perubahan warna dari merah anggur menjadi merah kemudian menjadi biru violet dan terakhir menjadi warna biru .
·        Mencatat volume titrasi.
·        Dilakukan sebanyak 2x.
b)     Kesadahan Ca.
·        Memasukkan 50 ml sampel ke dalam tabung Erlenmeyer 250 ml.
·        Menambahkan 2 ml NaOH.
·        Menambahkan murexid sepucuk sendok kecil, akan terbentuk ikatan sementara Ca murexid berwarna merah.
·        Lalu dititrasi dengan EDTA 0,01 M hingga warna berubah menjadi ungu.
·        Mencatat volume titrasi.
3)    Perhitungan
a)    Diketahui        :
·         VC.u          : adalah Volume Larutan Contoh uji (mL).
·         V.EDTA     : adalah Volume rata-rata Larutan baku Na2EDTA untuk titrasi.
·         M.EDTA    : adalah molaritas Larutan baku Na2EDTA.




b)    Kesadahan Total (mg CaCO3/L).
c)    Kesadahan Ca (mg Ca/L).
I.      Hasil dan Analisa Data
       Hasil uji laboratorium disajikan dalam bentuk tabel yang selanjutnya disajikan dalam bentuk narasi, Sampel dikategorikan positif apabila hasil uji laboratorium pada sampel air ditemukan Escherichia coli dan dikaregorikan negatif apabila hasil uji laborarorium pada sampel air tidak ditemukan Escherichia coli.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
 
Blogger Templates