BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah`
Air
merupakan bagian dari kehidupan semua makhluk hidup, yang dimanfaatkan untuk
berbagai keperluan manusia. Yang diantaranya untuk diminum demi kelangsungan
hidup manusia, dengan demikian air selalu menjadi objek yang aktual sepanjang
zaman dalam kehidupan, dan air senantiasa layak untuk dijadikan kajian-kajian
khusus, penelitian-penelitian khusus, bahkan perlu suatu inovasi
pengolahan air minum dengan kualitas yang bukan hanya memenuhi parameter
tertentu, tapi harus bisa memberikan garansi terhadap kesehatan manusia.
Pencemaran
sumber air berakibat menurunkan mutu air yang dimanfaatkan sebagai air minum.
Pencemaran air tersebut terus berlanjut sebagai akibat dari berbagai kegiatan
dalam kehidupan manusia, serta perilaku manusia yang cenderung kurang peduli
terhadap pengaruh negatif yang ditimbulkan. Tanpa mengesampingkan keberhasilan yang telah dicapai
selama pembangunan dan gencarnya media informasi dalam rangka pemberdayaan
masyarakat untuk memahami air minum, ternyata
hingga kini masih banyak diantara mereka yang dengan jujur menyatakan kurang
mengetahui tentang air minum.Untuk itu maka masih terus diperlukan tambahan
informasi perihal air minum.
Anggapan
dari berbagai masyarakat bahwa air bening itu adalah air bersih, itu adalah air
sehat serta layak untuk dikonsumsi sebagai air minum. Anggapan tersebut tidak
selalu benar dan perlu untuk diluruskan.Berpijak pada sudut pandang
tersebut, maka diperlukan pembelajaran masyarakat agar dapat memilah antara
yang benar dan yang perlu diluruskan.
Air yang
kelihatannya bening menurut ukuran visual belum tentu bersih dan air yang kelihatannya bersihpun belum tentu
memenuhi criteria sehat yang langsung dapat dikonsumsi. Barangkali diantara kita ada yang menjadi terperanjak
apabila mengetahui
dan melihat dengan alat Bantu, bahwa air minum yang kita manfaatkan setiap hari
tersebut ada yang tercemar pada tingkatan ringan dan apabila polusinya telah
jauh melebihi ambang batas yang diperbolehkan.
Air
dibutuhkan oleh organ tubuh agar dapat melangsungkan metabolisme, system
asimilasi, menjaga keseimbangan, memperlancar produksi pencernaan,
melarutkan dan membuang racun dari ginjal, melarutkan sisa zat kimia dari
tubuh, serta memperingan kerja ginjal. Kecukupan air serta kelayakan air yang
masuk ke dalam tubuh akan membantu kelangsungan fungsi tersebut dengan
sempurna. Konsumsi air
rata-rata setiap orang adalah 2.8-13 liter setiap hari. Angka tersebut tentunya
akan bervariasi dari satu daerah dengan yang lain, yang dalam tubuh
kurang dari separuh kebutuhan melalui pangan, dan lebih dari separuhnya adalah
berasal dari minum.Air keluar dari tubuh bersama udara dan napas yang berupa
keringat, feses dan urine.
Manfaat
kecukupan air bagi kesehatan tubuh adalah mutlak diperlukan dan lebih dari
pemanfaatan air minum yang mengandung polutan dan mengakibatkan kerugian bagi
pengguna air tersebut. Kini telah
banyak terbukti bahwa pemanfaatan air minum yang murni memberikan dampak
terhadap peningkatan kesehatan bagi pengguna air.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan
masalah pada penelitian ini yaitu “ Bagaimana kualitas air minum isi ulang galon pada
perumahan BTP?”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui
kualitas air minum isi ulang galon pada Perumahan BTP.
2. Tujuan
Khusus
a. Untuk mengetahui Parameter Mikrobilologi (MPN).
b. Untuk mengetahui Parameter Fisik (Bau, Warna dan Rasa).
c. Untuk
mengetahui Parameter
Kimiawi (pH air dan Kesadahan).
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat
dari penelitian ini:
1. Bagi institusi
Sebagai bahan referensi untuk mahasiswa
Program D3 Analis Kesehatan Universitas Indonesia Timur Makassar khususnya pada
bidang Bakteriologi dan kimia amami.
2. Bagi masyarakat
Dapat
memberikan informasi pada warga perumahan BTP
selain itu juga dapat menjadikan pengetahuan baru tentang kualitas air minum
sehingga masyarakat lebih berhati-hati dalam memilih depot air minum isi ulang.
3. Bagi peneliti
Menambah pengetahauan
dan pengalaman penulis dalam mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama
pendidikan.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Tinjauan Umum Tentang Air
1. Pengertian air
Air merupakan elemen vital dalam
kehidupan manusia. Selain berfungsi sebagai air minum, air juga berperan dalam
banyak kegiatan di kehidupan manusia, seperti pertanian, industri, rumah tangga
dan rekreasi. Tak berlebihan rasanya karena 65% tubuh manusia sendiri terdiri
dari air (Koko handoyo, 2014).
Komposisi
air di dalam tubuh manusia yaitu :
a.
Otak
manusia mengandung air hampir 75% dari keseluruhan bagiannya.
b.
Tulang
manusia mengandung air hampir 22% dari keseluruhan bagiannya.
c.
Ginjal
manusia mengandung air hampir 83% dari keseluruhan bagiannya.
d.
Otot
manusia mengandung air hampir 76% dari seluruh bagiannya.
e.
Darah
manusia mengandung air hampir 83% dari keseluruhan bagiannya.
Adapun sifat-sifat air adalah sebagai
berikut:
a. Merupakan zat yang resktif dan polar sehingga potensial sebagai
zat pelarut yang universal.
b. Dapat berinteraksi dengan molekul-molekul karbohidrat, lemak dan
protein melalui ikatan hidrogen.
1) Molekul air dengan gugus hidroksil, misal pada molekul
karbohidrat.
2) Molekul air dengan gugus keto, misal pada molekul karbohidrat.
3) Molekul air dengan gugus karbosil, misal pada molekul lemak.
4) Molekul air dengan gugus amino, misal pada molekul protein.
c. Merupakan unsur yang paling dominan dalam tubuh karena
lebih dari 65% bagian tubuh terdiri dari
air.
d. Sebagai reaksi biokimia menggunakan air.
e. Untuk kesetimbangan masukan atau luaran.
2. Jenis Air
Air merupakan sumber kehidupan yang tidak dapat tergantikan oleh apapun
juga. Tanpa air, manusia, hewan dan tanaman tidak dapay hidup (Afin
murtie, 2014).
Adapun jenis-jenis air sebagai berikut:
a. Air
Tanah.
Air
Tanah merupakan air yang paling banyak dimanfaatkan oleh manusia. Manusia
menggali atau mengebor tanah dan berusaha mendapatkan air bersih bagi kebutuhan
hidup mereka. Air tanah ini disebut dengan air sumur oleh sebagian besar
penduduk indonesia. Kualitas air tanah ditentukan oleh daerah dimana sumur
tersebut dibuat. Ada yang air tanahnya sangat jernih, tawar, dan ada pula yang
agak keruh, bahkan ada yang asin karena lokasi
dekat degan laut. Air tanah banyak dimanfaatkan bagi kebutuhan individu
dan rumah tangga seperti minum, mandi dan mencuci (Afin murtie, 2014).
b. Air
Sungai
Air
sungai merupakan air yang ada disungai. Air ini biasanya mengalir dari mata air
di pegunungan dan turun ke daerah-daerah dibawahnya. Ada juga air sungai yang
berasal atau bercampur dengan air laut
karena letak sungainya dekat dan mengarah kelaut. Air sungai berasal
dari pegunungan biasanya nampak bering, jernih, dan tawar. Sedangkan air sungai
yang dekat dengan laut biasanya nampak agak keruh dan rasanya payau, campuran
antara rasa asin dan tawar. Sungai juga bisa dimanfaatkan sebagai sarana
transportasi air apalagi di daerah tertentu seperti kalimantan yang banyak
sungai yang membelah dua daerah sehingga untuk mencapai daerah di seberang
penduduk setempat harus menyeberangi sungai (Afin murtie, 2014).
c. Air
Danau.
Danau
merupakan dataran yang cekung dan
dipenuhi oleh air. Air danau bisa berasal dari sumber yang ada di dalam danau
itu sendiri atau dari air hujan yang
tertampung di dalamnya. Air danau membawa manfaat besar bagi penduduk yang
tinggal disekitarnya. Selain sebagai air minum, air danau juga bermanfaat
sebagai sarana kebersihan seperti mandi dan mencuci. Selain itu biasanya danau
digunakan sebagai salah satu lahan untuk
budidaya ikan air tawar (Afin murtie, 2014).
d. Mata
air.
Mata
air ada dimana-mana, terutama di negara kita Indonesia. Mata air ada di
pegunungan, di dataran rendah, samapai di tepi pantai. Mata air ini merupakan
salah satu sumber pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Oleh karenanya dahulu
banyak manusia yang memilih tinggal di dekat mata air. Biasanya air yang keluar
dari mata air begitu jernih, segar dan rasanya tawar. Apalagi air yang
keluar dari mata air di daerah
pegunungan, saat ini air dari mata air pegunungan ini banyak dijadikan
sebagai baku air mineral dan dijual dalam bentuk kemasan botol atau
gelas (Afin murtie, 2014).
e. Hujan.
Hujan merupakan
air dari langit yang sebenarnya berasala dari air laut menguap dan turun
menjadi hujan. Hanya saja hujan terasa tawar sehingga sifat air lautnya yang
asin seakan menghilang. Oleh karenanya di daerah tertentu ketika mata air sangat sulit ditemukan maka penduduk membuat lubang untuk
menampung air hujan. Air hujan ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan mereka
akan air bersih di musim kemarau (Afin murtie, 2014).
f. Laut.
Laut
merupakan paling luas di bumi dibandingkan
degan daratan. Laut berisikan air yang memiliki kadar garam cukup tinggi
sehingga sulit untuk digunakan sebagai air minum. Berbagai penelitian dan usaha
untuk menawarkan air laut terus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan air bersih
bagi seluruh manusia. Namun, meskipun terasa asing manfaat laut sangatlah
banyak yaitu sebagai tempat hidup ikan dan hewan laut lain yang bisa dikonsumsi
manusia. Selain itu laut juga merupakan
sarana transportasi air tempat jalanya kapal, perahu dan sejenisnya degan
berbagai tujuan (Afin murtie, 2014).
3. Kualitas air
Peraturan Pemerintah RI No tahun 1990
mengelompokkan kulitas air menjadi beberapa golongan :
a. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara
langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu.
b. Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum.
c. Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan.
d. Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industry dan pembangkit listrik tenaga air
Air dapat dikatakan sebagai air bersih
apabila memenuhi 4 syarat sesuai dengan Keputusan Mentreri Kesehatan Republik
Indonesia No. 907/Menkes/SK/VII/2002.
a. Syarat fisik, ditentukan oleh faktor-faktor kekeruhan,
warna, bau dan rasa.
b. Syarat kimia, meliputi tidak terdapat bahan kimia
tertentu seperti Arsen (As), besi (Fe), Fluorida (F), Chlorida (C), Kadar
merkuri (Hg) dan lain-lain.
c. Syarat Biologis, ditentukan oleh kehadiran mikroorganisme
patogen maupun non patogen seperti bakteri, virus, protozoa. Mikroorganisme Escherichia coli digunakan sebagai
indikator untuk mengetahui air telah terkontaminasi oleh bahan buangan organik.
d. Syarat Radioaktif
Bahan buangan yang memberikan emisi
sinar radioaktif sanagat membahayakan bagi kesehatan, dapat menimpa manusia
melalui makanan atau minuman yang telah tercemar.
Syarat
mikrobiologi untuk kualitas air bersih sesui dengan peraturan Menteri Kesehatan
R.I No. 416/Menkes/PER/IX/1990 yaitu:
Tabel
2.1 Syarat Mikrobiologi Air (PERMENKES No. 416/Menkes/PER/IX/1990).
Parameter
|
Satuan
|
Kadar Maksimun yang diperbolehkan
|
Keterangan
|
Total koliform
(MPN)
Kolifrom tinja
|
Jumlah
/100 ml
Jumlah
/100 ml
|
0
0
|
Bukan air
perpipahaan
Air perpipahaan
|
4. Metabolisme Air Di Dalam Tubuh Manusia
a. Pentingnya Air dalam Tubuh Manusia
Air dana Manusia dua hal yang tidak bisa
dipisahkan. Semua kegiatan manusia mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali
selalu berteman degan air. Penggunaan
air untuk tubuh terutama adalah dengan cara diminum dan dimakan
bersamadegan makanan padat, sayuran atau buah-buahan. Air adalah unsur penting
dalam pembentukan sel dan merupakan pondasi bagunan bagi setiap makhluk hidup
baik tumbuhan, hewan atau manusia (Koko
handoyo, 2014).
Perlu diketahui bahwa di dalam tubuh
manusia dewasa terkandung air sebesar 70% dari berat tubuhnya. Embrio manusia
mengandung air 90% sedangkan pada bayi
kandungan air adalah 80% dari
berat tubuhnya. Jadi tubuh ini sebagian besar tersusun dari air (Koko handoyo,
2014).
Secara teori tubuh manusia memerlukan
asupan air sebanyak 2.5 liter atau jika ditakar
degan gelas minum, manusia memerlukan 8 gelas air setiap hari. Perlu
dicatat bahwa 2.5 liter air atau 8 gelas air tersebut air total yang anda dapat
degan cara minum dan makan (Koko handoyo, 2014)
b. Fungsi
Air Minum Bagi Tubuh Manusia
Banyak resiko yang ditimbulkan bagi tubuh kita akibat
dari kekurangan air. Apalgi kita selalu malakukan banyak aktivitas. Semakin
banyak aktivitas yang dilakukan maka
semakin banyak pula air yang terkuras
dari tubuh. Walaupun terlihat persoalan spele, tetapi hal tersebut sangatlah
fatal bagi tubuh kita (Hiromi shinya, M.D, 2014).
Itulah sebabnya kita dianjurkan minum
banyak air setiap hari. Dengan mengonsumsi air yang baik, kita dapat
mempertahankan kesehatan. Karena kebiasaan banyak minum sedang haus atau tidak,
merupakan kebiasaan sehat (Hiromi shinya, M.D, 2014).
Dalam
literratur biologi, fungsi-fungsi air minum yang utama bagi tubuh manusia :
1) Detoksifikasi
Detoksifikasi
adalah proses pengeluaran racun dari tubuh melalui organ-organ sekresi pada
tubuh. Tubuh memiliki banyak sekali organ sekresi, diantaranya kelenjar keringat,
alat kelamin dan anus. Namun, bagian terpeting dalam proses detoksifikasi
adalah organ ginjal dan hati. Agar proses pengeluaran racun atau detoksifikasi pada tubuh berfungsi degan maksimal, tentu
saja kesehatan organ-organ detoksifikasi seperti hati dan ginjal harus dijaga
degan baik (Teguh sutanto, 2014).
2) Melancarkan sistem pencernaan
Peran air di
dalam tubuh sangatlah besar karena air akan membantu sistem pencernaan di dalam
tubuh. Mengonsumsi air yang cukup akan membantu kerja organ-organ pencernaan,
seperti usus besar yang berfungsi untuk mencegah konstipasi (susah buang air
besar). Hal ini disebabkan karena geerakan-gerakan usus menjadi lebih lancar
dan feses pun dikeluarkan degan lebih lancar. Maag dan sembelit merupakan
permasalahan yang timbul karena kurangnya cairan dalam usus (Teguh sutanto,
2014).
3) Menjaga kelancaran sirkulasi darah
Air memiliki
manfaat untuk menjaga agar darah dalam
tubuh mempunyai volume dan kekentalan yang cukup. Kekurangan asupan air dapat
mengakibatkan darah menjadi lebih kental dari semestinya.Kenapa kekurangan air
membuat darah menjadi kental?
Saat
kita kurang asupan air kedalam tubuh,
secara otomatis tubuh akan mengaktifkan mekanisme alaminya, yaitu
menyeimbangkan diri dengan cara
mengambil sumber air dari komponen tubuh sendiri, sala satunya adalah dari
darah. Karena tubuh mengambil sumber air dari darah, darah menjadi kekurangan
air dan mengental (Teguh sutanto, 2014).
Cairan darah yang mengental ini
selanjutnya membuat aliran darah tidak lancar dan mengakibatkan perjalanan
darah sebagai alat transportasi oksigen
dan zat-zat makanan terganggu. Dengan cukup asupan air maka suplai
vitamin dan nutrisi ke seluruh sel dan organ tubuh menjadi lancar. Degan
begitu, vitamin yang terkandung dalam makanan lebih gampang diserap oleh tubuh
melalui aliran darah, sehingga cepat pula vitamin tersebut menjadi energi
(Teguh sutanto, 2014).
4) Menjaga kelembaban organ-organ tubuh
Organ tubuh
yang kekurangan air terlihat dari wujudnya yang semakin mengemis. Hal ini
disebabkan kelembaban. Begitu juga dengan kulit luaryang membungkus tubuh kita,
ia terlihat akan kusam dan mengkerut. Apabila kita kekurangan air maka volume
darah akan menurun, sehinggasistem sirkulasi pun akan bermasalah. Efek yang
dirasakan , biasanya kita akan merasa pusing atau agak sesak nafas (Teguh
sutanto, 2014).
5) Pelumas sendi dan otot.
Sendi-sendi tulang dan otot tidak akan
berfungsi dengan baik jika tidak
terdapat pelumas yang dihasilkan air, yang membentuk melunturkan tubuh kita.
Air yang cukup di dalam tubuh akan melindungi
dan melumasi gerakan sendi dan otot. Orang-orang yang berkatifitas
tinggi, seperti olah ragawan misalnya sangat rawan mengalami cidera pada tulang
sendi dan otot-ototnya. Oleh karena itu, air sangat dibutuhkan bagi olahrgawan.
Mengonsumsi air selama beraktivitas berguna untuk meminimaliskan risiko kejang
otot. Perlu kita ketahui, jika otot-otot tubuh kekurangan cairan maka otot-otot
tubuh akan mengempis. Kemudian otot-otot tidak dapat menjalankan fungsinya
dengan baik karena kekurangan cairan dan terjadi kelelahan otot (Teguh sutanto,
2014).
6) Penyeimbang suhu tubuh.
Kondisi
tubuh yang akan menurun ketika kandungan air yang ada di dalam tubuh menurun.
Bila tubuh kekurangan air maka suhu tubuh akan menjadi panas dan naik. Jika
kita berada pada daerah atau tempat suhunya panas, tubuh kita akan membutuhkan
air yang cukup. Pada tempat yang panas seperti itu, tubuh kita akan merespon
degan mengeluarkan keringat atau menormalkan suhu tubuh. Begitu juga ketika di
ruang ber-AC, ketika dianjurkan untuk minum lebih banyak karena udara AC akan
membuat tubuh mengalami dehidarasi dan kulit menjadi kering (Teguh sutanto,
2014).
7) Terhindar dari dehidrasi
Rasa haus merupakan gejala awal atau
alarm atau rambu-rambu bahwa tubuh kita kekurangan air. Oleh karena itu,
meminum air putih tidak perlu menunggu samapi rasa haus tersebut datang (Teguh
sutanto, 2014).
Jumlah air
yang cukup di dalam tubuh akan ikut menjaga kestabilan kesehatan tubuh . ketika
kita kurang mengkonsumsi air, tubuh kita akan terasa panas dan air seni/air
kencingyang dikeluarkan pun sedikt dan berwarna gelap.kadang juga terasa panas
dan baunya menyegat. Itu bertanda bahwa ginjal kita bekerja keras dalam
menyaring kotoran yang ada di tubuh karena kekurangan air sebagai pelumasnya
dan pendingin tubuh (Teguh sutanto, 2014).
B.
Tinjauan Umum Tentang Media
1.
Pengertian Media
Media pertumbuhan mikroorganisme merupakan
suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan atau nutrisi yag
diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan
nutrisi media yang berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun
komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme
menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya
Masing-masing media memiliki fungsi berbeda dan digunakan
tergantung tujuan dari praktikan. Berikut adalah syarat yang harus dipenuhi
media :
a. Mengandung
nutrisi yang dibutuhkan oleh mikroorganisme yang sedang dikembangkan.
b. Memiliki
kelembaban optimum bagi pertumbuhan mikroorganisme.
c. Mengandung
oksigen (kultur bakteri aerob) dan pH yang sesuai.
d. Harus bebas
dari mikroba lain dan steril.
Media dapat diklasifikasikan
menjadi beberapa macam yaitu:
a. Media
Minimal : media minimalis untuk pertumbuhan mikroba.
b. Media
Kompleks: media dengan senyawa penyusun tidak diketahui pasti karena
kekompleksannya.
c. Media
Diferensial: media untuk membedakan 2 mikroba, jadi keduanya tidak terbunuh.
Media ini bertujuan untuk mengidentifikasi mikroba dari campurannya berdasarkan
karakter khusus yang ditunjukkan pada media diferensial.
d. Media
Selektif: media untuk menyeleksi mikroba, sehingga salah satu jenis mikroba
akan terbunuh. Terbunuhnya salah satu mikroba dikarenakan dalam media tersebut
selain nutrisi juga ditambahkan suatu zat tertentu sehingga media tersebut
dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan merangsang pertumbuhan mikroba yang
diinginkan.
e. Media Sintetik
Terdefinisi: media dengan senyawa penyusun yang diketahui pasti.
Media Kaya & Diperkaya: media
dengan komponen dasar untuk pertumbuhan mikroba dan ditambah komponen kompleks
seperti darah, serum, kuning telur. Media kaya dan diperkaya juga bersifat selektif
untuk mikroba tertentu. Bakteri yang ditumbuhkan dalam media ini tidak hanya
membutuhkan nutrisi sederhana untuk berkembang biak, tetapi membutuhkan
komponen kompleks.
2. Jenis Media
a. Media LB (Lactose
Broth).
Media LB
digunakan untuk mendeteksi kehadiran koliform dalam air, makanan, dan produk
susu. Selain itu juga sebagai kaldu pemerkaya atau pre-enrichment broth untuk
Salmonellae serta dalam mempelajari fermentasi laktosa oleh bakteri pada
umumnya.
Gambar 2.1 Media LB (Lactose Broth)
1)
Komposisi
a) Ekstrak daging (sapi) : 3
gram/L
b) Pepton :
5 gram/L
c) Laktosa :
5 gram/L
2) Cara pembuatan media.
a) Campurkan 13 gr Lactose Broth dalam 1 L air.
b) Kemudian didihkan selama 1 menit, setelah itu dituangkan kedalam tabung
reaksi yang berisi tabung durham dengan posisi terbalik.
c) Autoklaf selama 15 menit pada suhu
121 0C dengan pH 6,9 ± 0,2
pada 25 0C.
d) Lactose Broth akan berwarna kekuningan dan jernih
Dalam media LB
peptone dan ekstrak beef menyuplai nutrien esensial untuk melakukan metabolisme
dari bakteri. Sedangkan laktosa digunakan untuk penyedia sumber karbohidrat
yang dapat difermentasikan untuk orgaisme koliform. Pertumbuhan mikroba dengan
membentuk gas merupakan presumtive test untuk koliform.
b. Media
BGLB (Brilliant Green Bile Broth)
Media BGLB digunakan untuk
mendeteksi bakteri coliform
(Gram negatif) di dalam air, makanan, dan produk lainnya. Media ini dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif dan menggikatkan pertumbuhan bakteri coliform. Ada atau tidaknya bakteri coliform ditandai dengan
terbentuknya asam dan gas yang disebabkan karena fermentasi laktosa oleh
bakteri golongan coli.
Gambar 2.2 Media BGLB (Brilliant Green Bile Broth)
1)
Komposisinya.
a) Pepton from meat : 10 gr.
b) Oxbile dried : 20 gr.
c) Laktose :
10 gr.
d) Brilliant green : 0,0133 gr.
2)
Cara pembuatanya
a)
Timbang 40 gr
bahan, larutkan dalam 1 liter aguadest.
b)
Panaskan
hingga larut sempurna, atur pH 7,2 ± 0,2.
c)
Bagi dalam
tabung reaksi yang telah berisi tabung durham 5-6 ml.
d)
Sterilkan
dalam autoclave 121 oC selama 15 menit.
Perhitungan :
c Media Escherichia coli Broth.
Disini dipakai media Escherichia
coli Broth yang jumlahnya sesuai dengan jumlah
tabung media Lactosa Broth (LB) yang menunjukan reaksi positif. Dari
masing-masing tabung media laktosa yang diambil satu ose, kemudia
diinokulasikan dalam masing-masing media Eschericia
coli Broth yang disediakan sesuai dengan deretannya, misalnya : dari LB
3.3.3 yang positif ada 3.1.0, kemudia diinokulasikan pada Eschericia coli Brothyang positif yang menunjukan adanya kekeruhan
dan gas pada tabung durham (Adi irawan, 2013).
Gambar 2.3 Media Escherichia
coli Broth
1) Komposisi
a) Trypton : 20,0g/l.
b) Lactose : 5,0g/l
c) Bile salts :
31,5g/l
d) Di-potassium phosphate : 1,5g/l
e) Sodium chlorides : 5,0g/l
2) Cara pembuatan media
a) Perhitungan
Massa EC Broth = 37 x 340 : 1000
= 12,6 gr
b) Pembuata media
·
Neraca dinyalakan, tunggu sampai tertulis 00 pada
neraca.
·
Kertas timbang ditimbang sebagai alas lalu dinol-kan.
·
Media EC Broth ditimbang sebanyak 12,6 g.
·
Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer.
·
Aquadest diukur dengan menggunakan gelas ukur sampai
ukuran 340 ml.
·
Di masukkan ke dalam Erlenmeyer yang berisi media EC
Broth dan diberi stirrer untuk membantu pengadukan.
·
Erlenmeyer yang berisi larutan media diletakkan di
atas hot plate untuk dipanaskan dan ditunggu sampai larutan tercampur sempurna.
·
pH larutan diukur dengan menggunakan pH stik.
·
Di masukkan ke dalam tabung reaksi dengan menggunakan
filler pipet 5 ml. Kemudian ditutup dengan kapas dan masukkan ke dalam
autoclave untuk disterilkan.
C.
Parameter Mikrobiologi
Kehidupan
Mikroorganisme di dalam Air
Mikroorganisme merupakan makhluk hidup
kecil yang beberapa diantaranya dapat
menyebabkan gangguan kesehatan apabila masuk kedalam tubuh manusia (Koko handoyo, 2014).
Kualitas air secara biologis, khususnya
secara mikroorganisme, ditentukan oleh banyak
parameter, yaitu parameter mikroba pencemar, patogen, dan penghasil toksin. Misalnya kehadiran
mokroba, khususnya bakteri pencemar tinja (Coli) di dalam air sangat tidak
diharapkan apalagi kalau air tersebut untuk kepentingan kehidupan manusia (rumah
tangga) (Unus
Suriawiria, 1996).
Untuk air minum misalnya,
Bakteri Escherichia coli Harus kurang dari satu atau tidak ada sama sekali, kalau kualitas air
tersebut termasuk yang betul-betul memenuhi syarat. Untuk air dalam kolang
renang per 100 ml contoh air tidak boleh lebih dari 200 bakteri Escherichia coli dan untuk rekreasi
tidak lebih besar dari 1000 bakter Escherichia
coli (Unus
Suriawiria, 1996).
Beberapa
jenis mikroorganisme yang menjadi balutan didalam air antara lain adalah
sebagai berikut:
1. Bakteri Escherichia
coli.
Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang terdapat di dalam tinja
atau kotoran manusia. Bakteri ini sangat berbahaya apabila masuk dalam tubuh
manusia karena dapat mengakibatkan gangguan pencernaan atau sakit perut.
Banyaknya kandungan bakteri Escherichia coli mengindikasikan tingkat
pencermaran yang tinggi pada sebuah sumber air sungai tersebut (Koko handoyo,
2014).
Gambar 2.4 Bakteri Escherichia
coli
Klasifikasi Bakteri
Escherichia
coli.
Filum :
Proteobacteria
Famili :
Enterobacteriaceae.
Genus :
Escherichia
Spesies :
Escherichia coli
Escherichia coli adalah bakteri yang
merupakan bagian dari mikroflora yang secara normal ada dalam saluran
pencernaan manusia dan hewan berdarah panas. E. Coli termasuk ke dalam bakteri heterotrof yang memperoleh
makanan berupa zat oganik dari lingkungannya karena tidak dapat menyusun
sendiri zat organik yang dibutuhkannya. Zat organik diperoleh dari sisa
organisme lain. Bakteri ini menguraikan zat organik dalam makanan menjadi zat
anorganik, yaitu CO2, H2O, energi, dan mineral. Di dalam
lingkungan, bakteri pembusuk ini berfungsi sebagai pengurai dan penyedia
nutrisi bagi tumbuhan (Ruth Melliawati, 2009).
E Coli juga merupakan bakteri indikator
kualitas air karena keberadaannya didalam air mengindikasikan bahwa air
tersebut terkontaminasi oleh feses, yang kemungkinan juga mengandung
mikroorganisme enterik patogen lainnya. E.coli
menjadi patogen jika jumlah bakteri ini dalam saluran pencernaan meningkat atau
berada di luar usus. E. Coli
menghasilkan enterotoksin yang menyebabkan beberapa kasus diare (Ruth Melliawati, 2009).
Diare
sendiri masih merupakan masalah kesehatan utama pada anak balita, khususnya di negara
berkembang seperti Indonesia. Kejadian diare tidak kurang dari satu milyar
episode tiap tahun diseluruh dunia, 25-35 juta di antaranya terjadi
diIndonesia. Setiap anak balita mengalami diare dua sampai delapan kali setiap
tahunnya dengan rata-rata 3,3 kali (Ruth Melliawati, 2009).
2. Bakteri Salmonella
typhosa
Bakteri Salmonella typhosa merupakan penyebab typhus abdominalis yang
banyak terdapat di dalam air sungai bila terjadi wabah. Prinsip penularannya
adalah melalui air dan makanan yang telah tercemar oleh kotoran manusia yang
berpenyakit tifus (Koko handoyo, 2014).
Gambar 2.5 Bakteri Salmonella
typhosa
Klasifikasi Bakteri
Salmonella typhosa
Filum :
Proteobacteria
Kelas : Gamma
Proteobakteria
Genus :
Salmonella
Infeksi oleh bakteri Salmonella
(Oleh sebab itu disebut Salmonellasis) menyerang saluran gastrointesis
yang mencakup perut, usus halus dan usus besar atau kolon. Perjangkitan
Salmonella karena makanan bersifat eksposit dan ada kaitanya dengan pesta
perkawinan, perjamuan makan atau
peristiwa lain yang menyajikan hidangan untuk sekolompok orang. Terjadinya
sakit perut yang mendadak membedakannya dari penyakit perut lain seperti
disentri basilar atau Amoeba (Drs. Koes Irianto, 2007).
Delapan sampai empat puluh delapan jam
setelah mengkonsumsi makanan atau minuman yang tercemar Salmonella,
timbul rasa sakit perut yang mendadak dengan diare encer, kadang-kadang dengan lendir
atau darah. Seringkali mual dan muntah, demam dengan suhu 38 sampai 39 oC
umum terjadi. Gejala-gejala ini ada hubunganya dengan endotoksin tahan panas
dalam waktu 2 sampai 5 hari dan berakhir dengan kesembuhan si pennderita (Drs.
Koes Irianto, 2007).
Pada umumnya kasus Salmonella disebabkan
karena mengkonsumsi makanan yang tercemar. Maka cara pencegahanya yaitu memasak
makanan dengan baik, meyimpan makanan pada suhu lemari es, melindungi makanan
terhadap pencemaran oleh hewan seperti lalat dan hewan lainya, pemeriksaan
berkala terhadap orang-orang yang menangani pangan dan kebersihan pribadi (Drs.
Koes Irianto, 2007).
Begitu ditemukan adanya kasus infeksi
makanan oleh salmonella maka harus segera dilaporkan pada Dinas Kesehatan.
Dengan demikian dapat diambil langkah-langkah yang sesuai untuk melindungi
masyarakat dari suatu perjangkitan peracunan makanan. Tidak ada imunisasi yang
efektif terhadap infesi spesies Salmonella (kecuali Salmonella typhi
yang menyebabkan demam tifoid) (Drs. Koes Irianto, 2007).
3. Bakteri Shigella
Bakteri Shigella merupakan mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit
disentri basiler dan banyak terdapat pada air sungai yang tercemar. Cara
penularannya adalah melaui kotoran langsung dengan kotoran manusia maupun
melalui perantara makanan (Koko handoyo, 2014).
Gambar 2.6 Bakteri Shigella
Klasifikasi Bakteri Shigella
Genus :
Shigella
(http://id.wikipedia.org/wiki/Shigella)
Shigella merupakan bakteri berbentuk
batang pendek, Gram negatif, tidak motil, tidak berflagel, tidak berkapsul,
tidak membentuk spora, bentuk coccobacilli terjadi pada pembenihan muda. Ukuran
shigella sekitar 2-3μm x 0,5-0,7 μm dan susunannya tidak teratur. Shigelladapat
tumbuh subur pada suhu optimum 37oC hidup secara aerobik maupun
anaerobik fakultatif (Iswadi, 2012).
4. Entamoeba
histolytica
Entamoeba
histolytica merupakan protozoa yang dapat menyebabkan penyakit disentri dengan
penyebaran melalui lumpur dan air sungai (Koko handoyo, 2014).
Gambar 2.7 Entamoeba histolytica
Klasifikasi
Entamoeba histolytica.
Species : E. histolytica
(http://en.wikipedia.org/wiki/Entamoeba_histolytica)
Entamoeba histolytica adalah protozoa parasit anaerob,
bagian dari genus Entamoeba. Terutama menginfeksi manusia
dan primata lainnya,
E. histolytica diperkirakan menginfeksi sekitar 50 juta orang di seluruh dunia.
Sebelumnya, ia berpikir bahwa 10% dari populasi dunia terinfeksi, tetapi angka-angka
ini mendahului pengakuan bahwa setidaknya 90% dari
infeksi ini disebabkan oleh spesies kedua, E. dispar.
Mamalia seperti anjing
dan kucing bisa terinfeksi
secara sementara, tetapi tidak berpikir untuk memberikan kontribusi yang
signifikan untuk transmisi (Hendra widodo, 2013).
Entamoeba histolytica ukuran besar ada
dua strain, patogen dan nonpatogenik.
Ukuran kecil biasanya nonpatogen. Strain E. Histolytica yang patogen
merupakan parasit protozoa yang paling penting pada manusia dan banyak diteliti
(Hendra
widodo, 2013).
D.
Parameter Fisik
1.
Bau
Air minum yang berbau selain tidak
estetis juga tidak akan disukai oleh masyarakat. Bau air dapat memberi petunjuk
akan kuaalitas air. Misalnya bau amis dapat disebabkan oleh tumbuhnya algae (Juli Soenirat slamet, 2009).
Bau yang terdapat
di dalam air baku dapat
dihasilkan oleh kehadiran organisme seperti mikroalge dan bakteri. Dari
segi estetika, air yang ber bau apalagi bau busuk seperti bau telur yang
membusuk (oleh H2S misalnya), ataupun air yang berasa secara alami,
tidak dikehendaki dan tidak dibenarkan oleh peraturan dan ketentuan yang
berlaku (Unus Suriawiria, 1996).
2.
Warna
Air minum sebaiknya tidak berwarna untuk
alasan estetis dan untuk mencegah keracunan dari berbagai zat kimia maupun
mikroorganisme yang berwarna. Warna dapat disebabkan adanya tanin dan asam humat yang terdapat
secara alamiah di air tawar, berwarna kuning muda, menyurupai urin oleh
karenanya orang tidak mau menggunakannya. Selain itu, zat organik ini bila
terkena khlor dapat membentuk
senyawa-senyawa khloroform yang beracun. Warnapun dapat berasal
dari buangan industri (Juli Soenirat slamet, 2009).
Warna pada
air yang berasal dari buangan pabrik atau buangan permukiman juga tidak
dibenarkan untuk dikonsumsi. Hal ini disebabkan
di dalam warna terkandung senyawa kimia yang besar kemungkinan akan
membahayakan kesehatan kalau terminum atau terbawa ke dalam jasad hidup lain di
dalam air, misalnya tanaman air ataupun hewan air, terutama ikan (Unus
Suriawiria, 1996).
3.
Rasa.
Air minum biasanya tidak memberi
rasa/tawar. Air yang tawar dapat menunjukkan kehadiran berbagai zat yang dapat
membahayakan kesehatan. Rasa logam/amis, pahit, asin dan sebagainya. Efeknya
tergantung pula pada penyebab timbulnya
rasa tersebut (Juli
Soenirat slamet, 2009).
4.
Suhu
Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak
panas terutama agar tidak terjadi pelarutan zat kimia yang ada pada saluran
pipa, yang dapat menbahayakan kesehatan, menghambat reaksi-reaksi biokimia di
dalam saluran pipa, mikroorganisme
patogen tidak dapat berkembang biak, dan bila diminum air dapat
menghilangkan dahaga (Juli
Soenirat slamet, 2009).
E.
Parameter Kimiawi
1.
pH Air
pH adalah derajat keasamandari sebuah
zat cair dalam hal ini adalah air. Air murni yang hanya terdiri atas kumpulan
molekul H2O dan tidak mengadung larutan apa pun secara teoritas
memiliki pH= 7. Jadi, sesuatu zat cair disebut netral atau tawar apabila
memiliki pH=7. Besaran nilai pH adalah
1-14. Nilai pH kurang dari 7 disebut dengan cairan asam, sedangkan nilai pH
lebih dari 7 disebut dengan cairan basa atau alkalis (Agnes sri hartati, 2014).
Karena air memilik sifat sebagai pelarut
universal, sebagian besar air di alam ini tidak akan pernah mencapai nila pH =7
karena banyak sekali zat-zat yang
terlarut di dalam air sehingga menyebabkan air tidak murni lagi. Air murni
hanya dapat diperoleh dengan serangkaian pengolahan kimiawi dan dihasilkan
berbagai produk air murni atau mendekati murni dengan istilah aquadest, aquabidest,
aqua demin dan sebagainya (Agnes
sri hartati, 2014).
Dengan adanaya kenyataan bahwa air di alam (bahkan air minum yang anda
konsumsi sehari-hari) adalah tidak murni, bagaimanakah tubuh anda merespons
keberadaan pH air minum yang tidak netral yang anda konsumsi? Tubuh anda,
terutama darah yang mengandung banyak air, harus memiliki pH dalam kisaran 7.4-7.6. air minum
dan makanan atau buah yang anda konsumsi yang memiliki nilai pH di luar kisaran
pH mormal akan dinetralkan oleh larutan buffer dalam darah anda. Ketika anda
mengkonsumsi makanan yang sangat asam
sekalipun, misalnya jerukdengan pH sekitar 4-5 tubuh anda tidak akan mengalami gangguan yang berarti (Agnes sri hartati, 2014).
Namun demikian, batas nilai pH air minum
yang diperkenankan untuk dikonsumsi. Perlu diketahui bahwa cairan yang bersifat
ekstrem asam (pH1-4) akan menyebabkan anggota tubuh terbakar atau melepuh bila
terkena kulit contohnya adalah air keras dan air accu. Sementara, cairanyang
bersifat ekstrem basa atau alkalis (pH 10-14) bila kontak dengan anggota badan
akan mengakibatkan iritasi yang sangat
menyakitkan, contohnya larutan NaOH, bila terkena kulit akan menyebabkan iritas,
merah-merah dan terasa sangat gatal (Agnes
sri hartati, 2014).
Air yang diperkenankan masuk dala tubuh
anda adalah air minum yang memiliki pH sebesar 6.5-8.5. untuk selanjutnya
didalam tubuh air minum tersebut dalam darah akan dinetralkan oleh larutan
buffer sehingga pH akan berkisar antara 7.4-7.6 (Agnes sri hartati, 2014).
2.
Kesadahan
Kesadahan air adalah kandungan
mineral-mineral tertentu di dalam air, umumnya ion kalsium (Ca) dan magnesium
(mg) dalam bentuk garam karbonat. Air sadah atau air keras adalah air yang
memiliki kadar mineral yang tinggi, sedangkan air yang lunak adalah air dengan
kadar mineral yang rendah. Selain ion kalsium dan magnesium penyebab kesadahan juga bisa merupakan ion
logam lain maupun garam-garam biokarbonat dan sulfat. Metode yang paling
sederhana untuk menetukan kesadahan air adalah dengan sabun. Dalam air lunak,
sabun akan menghasilkan busa yang banyak. Pada air sadah, sabun tidak akan
menghasilkan busa atau menghasilakan sedikit sekali busa. Kesadahan air total
dinyatakan dalam satuan ppm berat ber volume (w/v) dari CaCO3(Koko
handoyo, 2014).
Ada
beberapa tingkat kesadahan mulai dari
yang rendah sampai yang tinggi seperti yang tertera dalam teabel berikut ini :
Tabel 2.2 Klasifikasi Kesadahan Air
Tingkat Kesadahan
|
ppm atau mg/L
|
Grain/galon
(gpg)
|
Tidak sadah
|
0-17
|
0-1
|
Sedikit sadah
|
17-60
|
1-3.5
|
Cukup sadah
|
60-120
|
3.5-7
|
Sadah
|
120-180
|
7-10.5
|
Sangat Sadah
|
>180
|
>10.5
|
Air sadah tidak begitu berbahaya
diminum, tetapi dapat menyebabkan beberapa masalah. Air sadah dapat menyebabkan
pengendapan mineral yang menyumbat
saluran pipa dan keran. Air sadah juga menyebabkan pemborosan sabun di
rumah tangga. Air sadah yang bercampur sabun tidak dapat membentuk busa, tetapi
mala membentuk gumpalan soap scum (sampah sabun) yang sukar dihilangkan (Koko
handoyo, 2014).
F.
Kandungan Logam Berat di dalam Air
Logam berat bersifat racun bagi manusia.
Dinamakan logam berat karena logam ini mempunyai berat jenis yang besar yaitu
di atas 5 g/cm3 . Kandungan logam berat dalam air sungai biasanya diakibatkan oleh
buangan limbah industri yang sembarangan ke dalam air badan atau air sungai.
Selain itu, secara alami logam berat
dapat berasal dari laut, erosi batuan tambang, vulkanisme dan
sebagainya. Logam berat biasanya berupa persenyawaan kimia dengan unsur lain
dan sangat jarang berupa elemen atau unsur tunggal. Senyawa logam berat dapat
berupa padat dan cair. Sementara, di dalam
perairan, logam berat berupa ion-ion. Dalam udara logam berat berupa partikulat yang beterbangan bersama debu
di udara (Afin murtie, 2014).
Logam berat merupakan zat kimia yang
sangat berbahaya bagi tubuh manusia. Berbagai gangguan kesehatan yang serius
dapat terjadi apabila logam berat masuk kedalam tubuh manusia. Logam berat
dapat bereakasi dengan unsur belerang (S) di dalam enzim sihingga menyebabkan
enzim tersebut tidak aktif. Logam berat dapat menyerang dan bereaksi dengan
gugus karboksilat (-COOH) dan gugus
amina (-NH2) sehingga menggangu sistem metabolisme di dalam tubuh.
Adanya logam berat yang terkandung di dalam perairan sangat berbahaya mengingat
sifat-sifat logam berat, yaitu:
a. Sangat sulit terdegradasi sehingga akan terakumulasi
dalam lingkungan.
b. Dapat terakumulasi di dalam organisme yang hidup di
lingkungan yang tercemar logam berat, seperti ikan, kerang, udang dan kepiting.
Beberapa Logam berat yang dapat menyebabkan
gangguan kesehatan pada manusia antara lain sebagai berikut:
1.
Merkuri.
Hidragirum mercury (Hg) atau sering disebut merkuri
memiliki nama lain air raksa. Merkuri banyak digunakan dalam industri
penambangan emas secara tradisional dan tentu saja limbah dari penambangan emas
ini dibuang kedalam air sungai (Afin murtie, 2014).
Merkuri sangat berbahaya bagi kesehatan
manusia karena dapat menyebabkan kerusakan otak permanen dan dapat
mengakibatkan cacar lahir pada bayi. Peristiwa tragis yang menjadi catatan
sejarah tentangcemaran limbah merkuri adalah terjadi di Teluk Minamata di Jepang. Penduduk
di teluk Minamata sebagian besar berprofesi sebagai nelayan dan menjadikan ikan sebagai makanan utamanya. Padahal,
ikan-ikan tersebut telah tercemar limbah merkuri. Akibatnya, ketika sampai
kegenerasi berikutnya, banyak bayi yang lahir di daerah teluk minamata
mengalami cacat pada fisiknya. Kebanyakan dari mereka lahir dengan kondisi
tubuh yang tidak lengkap. Awalnya, ini diakaitkan dengan hal-hal yang mistis,
tetapi pembuktian ilmiah mengungkapkan bahwa hal ini disebabkan oleh pencemaran
limbah merkuri yang dikonsumsi oleh para orang dewasa (Afin murtie, 2014).
2.
Timbal
Timbal (Pb) adalah jenis logam berat
yang cukup dikenal di masyarakat. Timbal mempunyai nama lain timah hitam.
Timbal banyak digunakan di dalam industri nonpangan dan banyak digunakan di
dalam bensin dalam bentuk TEL (Tetra Etil Lead) untuk mengurangi knocking
pada mesin kendaraan. Timbal dapat
menimbulkan keracunan pada makhluk hidup (Afin murtie, 2014).
Bebrapa gejala keracunan timbal antara
lain adalah iritasi salura cerna, rasa
logam pada mulut, muntah, sakit perut
dan diare. Timbal dapat menyebabkan penyakit anemia kerusakan otak serta
kerusakan pada ginjal (Afin murtie, 2014).
3.
Kromium
Senyawa Kromium yang bervalensi 7 lebih bernahaya
dari pada Kromium bervalensi 3. Terpapar oleh kromium ini dapat menyebabkan kanker pada kulit dan
saluran pencernaan. Hasil penelitian menunjukan bahwa kandungan kromium dalam
darah yang melebihi nilai ambang batas
adalah >20-3.0 g/100 ml. Kandungan kromium dalam urin yang melebihi
nilai ambang batas adalah >11 g/liter (Afin murtie, 2014).
Efek dari kromium terhadap kesehatan
yakni bisa mengalami gangguan pernapasan
dan mengganggu alat pencernaan. Kromium (VI) dikenal dapat menyebabkan berbagai
masalah kesehatan. Kromium yang menjadi sesuatu campran di dalam produk kulit
dapat menyebabkan reaksi alergi, seperti ruam kulit. Pernapasan kromium (VI)
dapat menyebabkan gangguan hidung dan mimisan (Afin murtie, 2014).
4.
Arsen
Arsen (As) adalah salah satu logam berat
yang dapat larut di dalam air. Air dapat menyebabkan berbagai gangguan
kesehatan serius terutama kanker. Selain itu, arsen dapat menyebabkan kerusakan
ginjal dan bersifat racun yang sangat kuat (Afin murtie, 2014).
Masuknya Arsen dalam jumlah besar
kedalam tubuh secara mendadak menyebabkan serangan kuat berupa rasa sangat
sakit perut akibat sistem pencernaan rusak, muntah, diare, rasa haus yang
hebat, kram perut dam akhirnya syok, koma, bahkan kematian. Paparan dalam
jangka waktu lama, seperti meminum air terkontaminasi arsen, dapat menyebabkan
napas berbau, kerigaat berlebih, otot lunglai, perubahan warna kulit (menjadi
gelap), penyakit pembuluh tepi, parestesia tangan dan kaki (gangguan saraf),
blackfoot disease dan kanker kulit (Afin murtie, 2014).
5.
Kadmium
Kadmium merupakan salah satu jenis logam
berat yang berbahaya karena elemen ini beresiko tinggi terhadap pembuluh darah.
Kadmium berpengaruh terhadap manusia dalam jangka waktu panjang dan dapat terakumulasi
pada tubuh, khususnya hati dan ginjal. Secara prinsip pada konsentrasi rendah,
kandmium berefek terhadap gangguan pada paru-paru, emphysema dan renal tubular disease yang kronis (Afin
murtie, 2014).
Kadmium lebih mudah diakumulasi oleh
tanaman dibandingkan dengan ion logam berat lainya, seperti timbal. Logam berat
ini bergabung bersama timbal dan markuri sebagai the big three heavy metal
yang memiliki tingkat bahaya tertinggi pada kesehatan manusia. Menurut
badan dunia FAO/WHO, konsumsi perminggu yang ditoleransikan bagi manusia adalah
400-500 µg per orang atau 7 µg per kg berat badan (Afin murtie, 2014).
Kadmium dapat melebur pada suhu 321 0C. Larutnya lambat
dalam asam encer dengan melepaskan hidrogen, sedangkan suhu air laut berkisar 2
minggu 30 0C sehingga sangat berpengaruh terhadap peleburan kadmium tidak melebur, tetapi untuk
molekulnya dan tenggelam sehingga tercampurdengan lumpur yang berada di dasar
laut (Afin murtie, 2014).
Kadmium yang diabsorpsi oleh tubuh
manusia masuk ke dalam tubuh melalui makanan dan dapat dikeluarakan lewat
feses, tetapi ada sebagian kecil yang
masuk ke dalam ginjal dan dikeluarkan oleh urin. Kadmium yang terdapat dalam ginjal dapat terakumulasi
dengan protein yang terdapat didalam ginjal sehingga dapat menyebabkan gangguan pada aktivitas kerja enzim.
Keracunan kronis terjadi bila memakan kadmium (Cd) dalam waktu lama (Afin
murtie, 2014).
6.
Nitrat dan Nitrit
Nitrat dan Nitrit adalah sebuah senyawa
kimia hasil dari reaksi enzimatik oleh bakteri Nitrosomonas (menghasilkan nitrit atau NO2) dan Bakteri Nitrobakter (Menghsilkan nitrat atau NO3).
Aktifitas mikroba di dalam tanah atau
air menguraikan sampah yang mengadung nitrogen organik menjadi ammonia kemudian
diosidasikan menjadi nitrit dan nitrat. Karena nitrit dapat dengan mudah
dioksidasi menjadi nitrit maka nitrat adalah senyawa yang paling sering
ditemukan didalam sumber air. Pencemaran oleh pupuk nitrogen dan pencemaran
sampah organik dari hewan dan manusia dapat meningkatkankadar nitratdi dalam
air. Batas normal nitrat pada air menurut Permenkes No. 416/1990 adalah
sebesar 50 mg/l dan pada air minum
adalah 10 mg/l. Disis lethal (mematiakan) dari nitrat pada orang dewasa adalah
sekitar 4-30 gram. Sementara dosis lethal untuk nitrit adalah 0.7-6 gram.
Nitrat sejumlah 40-300 mg dapat menyebabkan methemoglobinemia. Nitrat yang masuk ke dalam saluran pencernaan
melalui makanan dan minuman akan mengakibatkan keracuanandengan gejala-gejala:
a. Menurunnya tekanan darah.
b. Sakit kepala disertai pusing berdenyut.
c. Kulit merah dan berkeringat.
d. Mual muntah kadang disertai diare berdarah.
e. Napas keras kemudian sesak dan pernafasan lambat.
f. Nadi dan nafas perlahan-lahan, denyut nadi lemah.
g. Bertambahnya daya tengah pada mata.
h. Kelumpuhan diikuti dengan kejang-kejang.
i. Kematian.
Nitrat
dan nitrit juga sangat berbahaya bila dikonsumsi oleh anak dan bayi dibawa umur
3 bulan. Nitrat akan menghambat darah
melepaskan oksigen kesel-sel tubuh. Sekali nitrat masuk ke dalam sistem
peredaran darah, penderita dapat mengalami kekurangan oksigen dalam tubuhnya
dan dapat juga menyebabkan kematian bagi bayi dibawah usia tiga bulan (Afin murtie, 2014).
G.
Sistem Pengolahan Air Minum
Ada berbagai macam metode pengolahan air
untuk mendapatkan air dengan kualitas yang diinginkan. Beberapa teknik
pengolahan air antara lain sebagai berikut (Koko handoyo, 2014).
1.
Koagulasi
Koagulasi adalah sistem pengolahan air
dengan menggunakan prinsip gravitasi.
Material organik yang berupa larutan, suspensi, maupun koloid sangat sulit untuk dipisahkan.
Material koagulan akan menyatukan
material palutan air tersebut sehingga beratnya bertambah dan akhirnya
mengendap. Dengan terjadinya koagulasi, zat terdispersi tidak lagi membentuk
koloid. Apabila diberi tawas koloid akan
mengalami koagulasi dengan cara:
Lumpur + tawas
menggumpal (mengendap)
Kekeruhan air yang banyak dijumpai pada
air permukaan sepertiair sungai atau saluran iritasi, ada yang dapat
dihilangkan dengan cara pengendapan dan penyaringan secara langsung dan ada
yang tidak dapat dihilangkan dengan keduanya cara tesebut. Kekeruhan yang tidak
dapat dihilangkan dengan kedua cara tersebut disebabkan oleh partikel-partikel
koloid yang hanya dapat diendapkan dengan proses koagulasi kimiawi (Unus Suriawiria, 1996).
2.
Flokulasi
Dilakukan setelah proses koagulasi.
Setelah proses koagulasi partikel-partikel terdestabilisasi dapat saling
bertumpukan membentuk agregat sehingga terbentuk flok. Tahap ini disebut
flokulasi. Flokulasi adalah suatu proses aglomerasi (penggumpalan)
partikel-partikel terdestabilisasi menjadi flok dengan ukuran yang memungkinkan
dapat dipisahkan oleh proses sedimentasi dan filtrasi. Dengan kata lain, proses
flokulasi adalah proses pertumbuhan flok (partikel terdestablisasi atau
mikroflok) menjadi flok dengan ukuran yang lebih besar (makroflok) (Koko
handoyo, 2014).
Flokulator berjalan dengan kecepatan
lambat dengan maksud terjadi pembentukan flok yang siap untuk diendapkan. Di dalam proses flokulasi
ini, pengadukan dilakukan secara bertahap, yaitu dari kekuatan besar kemudian
mengecil supaya flok yang dibentuk tidak terpecah kembali (Koko handoyo, 2014).
3.
Filtrasi
Filtrasi adalah penyaringan. Penyaringan
hanya dapat merelokasi padatan tersuspensi di dalam air. Teknik filtrasi tidak
dapat memisahkan material terlarut karena pori-pori dari filter atau saringan
lebih besar dari pada diameter zat terlarut. (Koko handoyo, 2014).
Beberapa
macam jenis filtrasi berdasarkan bahan yang digunakan antara lain adalah
sebagai berikut:
a. Sand Filter
Sesuai dengan namanya, send filter atau
saringan pasir menggunakan media pasir untuk penyaringan air. Metode ini
menggunakan pasir kwarsa sebagai media dengan diameter antara 0.5-1 mm (Koko
handoyo, 2014).
Sand filter banyak digunakan sebagai
alat penyaringan pada beberapa daerah di indonesia yang memiliki sumber air
tanah yang kurang bagus, terutama mengandung suspensi dan koloid yang membuat
air menjadi keruh. Pada prinsipnya, material-material padat yang tersuspensi di
dalam air akan tersaring dan tersangkut di media pasir sehingga air yang dihasilkan
menjadi lebih jernih (Koko handoyo, 2014).
Dengan ukuran efektif media pasir yang
sedemikian kecil bahan-bahan dalam bentuk suspensi, termasuk koloid dan bakteri
akan tersangkut di lapisan atas penyaringan. Pembersian saringan dapat
dilakukan dengan jalan mengeruk lapisan atas yang telah kotor dan
menggantikannya dengan lapisan pasir yang baru. Di dalam proses penyaringan
dengan saringan pasir lambat, paramete yang paling penting adalah kecepatan
penyaringan dan masa operasi saringan yang diidefinisikan sebagai selang waktu
di antara dua priode pembersihan yang diperlukan (Unus Suriawiria, 1996).
Saringan pasir lambat sangat
efisien untuk menghilangkan kekeruhan
dalam air, baik kekeruhan yang diakibatkan oleh bahan-bahan dalam suspensi yang
mudah mengendap maupun bahan-bahan berbentuk kolodial. Selain itu, pasir lambat
juga sangat efektif untuk memisahkan bakteri dalam air (Unus Suriawiria, 1996).
b. Karbon Filter
Prinsip pengolahan air dengan
menggunakan karbon filter adalah dengan menfaatkan luas permukaan butir karbon
atau arang. Karbon atau arang yang digunakan untuk media penyaringan biasanya
menggunakan arang yang terbuat dari tempurung kelapa karena memiliki kulitas
yang bagus (Koko handoyo, 2014).
c. Reverse Osmosis.
Metode lain desalinasi adalah dengan menggunakan membran. Terdapat dua tipe
membran yang dapat digunakan untuk proses desalisasi, yaitu RO (Reverse
Osmosis) dan ED (Electrodialysis). Pada proses desalinasi menggunakan membran
RO, air pada larutan garam dipisahkan dari garam terlarutnya dengan mengalirkan
melalui membran water-permeable. Permeate dapat mengalir melalui membran akibat
adanya perbedaan tekanan yang diciptakan antara umpan bertekanan dan produk yang memiliki tekanan
dekat dengan tekanan atmosfer. Sisa umpan yang selanjutnya akan terus mengalir
melalui sisi reaktor bertekanan sebagai brine. Proses ini tidak melalui tahap
pemanasan atau perubahan fasa (Koko handoyo, 2014).
d. Nano Filtrasi.
Sesuai dengan namanya, teknik filtrasi
ini menggunakan media filter dengan pori berukuran nano meter.
Partikel-partikel koloid tidak dapat disaring biasa seperti kertas saring
karena pori-pori kertas saring terlalu besar dibandingkan ukuran
partikel-partikel tersebut. Namun, bila kertas saring tersebut diresapi dengan
selulosa seperti selofan, ukuran pori-pori kertas akan sering berkurang. Kertas
saring yang dimodifikasi tersebut disebut penyaring ultra (Koko handoyo, 2014).
Pemurnian dengan menggunakan penyaring
ultra ini termasuk lambat. Jadi, tekanan harus dinaikkan untuk mempercepat
proses ini. Terakhir, partikel-partikel koloid akan dapat dipisahkan
berdasarkan ukurannya dengan menggunakan penyaring ultra bertahap (Koko
handoyo, 2014).
4.
Sterilisasi.
Sterilisasi merupakan salah satu usaha pengolahan
air dengan target untuk menghilangkan semua mikroorganisme yang terkandung di
dalam air. Banyak sekali mikroorganisme
yang hidup di dalam air beberapa diantaranya berfotensi untuk menyebabkan penyakit pada manusia,
terutama sakit perut. Sterilisasi dapat dilakukan dengan beberapa cara antara
lain sebagai berikut:
a. Pasteurisasi
Pasteurisasi adalah sebuah proses
memanaskan makanan dan minuman dengan
tujuan membunuh organisme mmerugikan, seperti bakteri, virus, protozoa, kapang
dan khamir (Koko handoyo, 2014).
Pasteurisasi tidak dimaksudkan untuk
membunuh seluruh mikroorganisme di dalam makanan dan minuman. Pasteurisasi
bertujuan untuk mencapai ‘’Pengurangan log’’ dalam jumlah organisme. Maksudnya
adalah mengurangi jumlah jumlah mereaka
sehingga tidak dapat menyebabkan penyakit (dengan syarat produk yang telah
dipasteurisasi didinginkan dan digunakan sebelum tanggal kadaluwarsa). Karena
itu, produk-produk makanan dan minuman hasil dari pasteurisasi biasanya hanya
memiliki waktu kadaluwarsa yang singkat (Koko handoyo, 2014).
b. Ultraviolet.
Sala satu sistem sterilisasi pada teknik
pengolahan air adalah penggunaan sinar ultra violet untuk membunuh
mikroorganisme. Sinar ultra violet merupakan salah satu jenis sinar tidak
tampak yang memiliki panjang gelombang di bawah 200 nm. Sementara, sinar tampak
seperti warna pelangi adalah sinar dengan panjang gelombang antara 400-800 nm.
Sesuai dengan kaidah hubungan antara panjang gelombang dan energi, yaitu bahwa
energi sinar berbanding terbalik dengan panjang gelombangnya, makin kecil
panjang gelombang suatu sinar, energinya akan semakin tinggi (Koko handoyo,
2014).
Iradiasi kuman ultraviolet adalah
disinfeksi metode yang menggunakan ultraviolet cahaya pada cukup singkat
panjang gelombang untuk membunuh mikroorganisme. Hal ini digunakan dalam
berbagai aplikasi, seperti pemurnian makanan, udara dan air. UVGI menggunakan
panjang gelombang pendek radiasi ultraviolet (UV-C) yang berbahaya bagi
mikroorganisme. Hal ini efektif dalam menghancurkan asam nuklat dalam organisme
sehingga DNA mereka terganggu oleh radiasi UV sehingga mereka tidak dapat
melakukan fungsi-fungsi selular vital (Koko handoyo, 2014).
c. Klorinasi
Klorinasi merupakan salah satu metode
sterilisasi yang umum dilakukan untuk pengolahan air baik untuk sekala industri
maupun skala rumah tangga. Teknik klorinasi adalah metode pemusnahan
mikroorganisme patogen yang terkandung di dalam air menggunakan natrium
hipoklorit (NaOCl) atau menggunakan kalsium hipoklorit
yang sering disingkat kaporit dengan rumus kimia Ca(OCl)2
(Koko handoyo, 2014).
H. Kerangka Pikir
BAB
III
METODE PENELITIAN
METODE PENELITIAN
A.
Jenis
Penelitian.
Jenis
penelitian yang dipakai adalah
observasi yaitu suatu peneletian yang mendasarkan
pada pengamatan fakta dengan pengukuran dalam satu waktu.
C.
Populasi dan Sampel
1.
Populasi
Populasi dalam penelitan ini merupakan depot
air minum isi ulang yang ada di Perumahan BTP.
2.
Sampel
Sampel dalam
penelitian ini adalah 5 depot air minum isi ulang yang ada di Perumahan
BTP.
D.
Variabel Penelitian
1.
Variabel Bebas.
Variable bebas adalah depot air minum yang terdapat di Perumahan BTP.
2.
Variabel
Terikat.
Variabel terikat pada penelitian ini
adalah menguji kualitas air minum isi ulang galon yang terdapat di Perumahan
BTP.
E.
Bahan dan Instrumen Penelitian
1. Bahan Penelitian
Bahan
penelitian yang digunakan adalah :
a) Laktosa Broth (LB).
b) Escherichia
coli Broth.
c) Sampel air minum.
2. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam
pengumpulan data adalah Inkubator 37 0C, timbangan, pH meter, tabung
reaksi 16x160, tabung durham, rak tabung, botol sample, lampu spritus, Ose, pipet
ukur ( 10ml, 1ml, dan 0,1ml ), Erlenmeyer, beaker glass, gelas ukur, Buret.
F.
Lokasi
dan waktu
penelitian.
1.
Lokasi Penelitian
Direncanakan di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar.
2.
Waktu
Penelitian
Waktu
Penelitian direncanakan pada bulan Mei 2015.
G.
Prosedur Pengambilan Sampel dan Pengumpulan Data
1. Alat yang digunakan
a. Botol kosong
b. Spidol
c. Box sampel
d. Blangko
2. Prosedur pengambilan sampel.
Sampel diambil dari tiap depot
air minum isi ulang galon dengan cara yaitu :
a. Pasang label ditiap-tiap botol kosong lalu catat nama depot air
minum yang diambil sampelnya beserta alamatnya juga dan tanggal pengambilan.
b. Buka tutupan botol, kemudian serahkan kepegawai depot isi ulang
untuk mengisi botol tersebut usahakan sampai penuh.
c. Kemudian tutup kembali botol sampel
d. Simpan bada box sampel yang sudah diisi dengan es
e. Kemudian sampel dibawa ketempat penelitian
3.
Pengumpulan
Data
a.
Data
primer.
Data primer adalah data yang
diperoleh dari lapangan untuk dianalisa pada laboratorium.
b.
Data
sekunder.
Data sekunder adalah data yang
diperoleh melalui penelusuran
literatur/kepustakaan dari berbagai sumber lainnya mengenai mata kulia
mikrobiologi dan kimiaamami..
H.
Prosedur Penelitian
1.
Parameter Mikrobiologi
a. Pemeriksaan :
Mikrobiologi (Bakter Escherichia coli ).
b. Alat dan Bahan :
1) Alat: :
a) Ose.
b)
Nal (ose lurus).
c)
Karet
penhisap.
d)
Pipet volume.
e)
Rak tabung
reaski.
f)
Inkubator
37 0C
2) Bahan :
a)
Sampel air
minum.
b) Media LB (Lactose
Broth).
c)
Media EC
Broth (Escherichia coli Broth)
c. Cara Kerja :
1)
Tes
Pendahuluan
a) Disiapkan perbenihan Lactosa Broth sebagai
berikur : 3 tabung LB double strength
10 tabung LB single strength untuk
porsi 3x10 ml, 3x1 ml, 3x0,1 ml (3-3-3).
b) Jika memakai porsi 3-3-3, maka tabung LB double strength masing-masing diisi 10
ml sampel air, 3 tabung LB single
strength yang pertama masing-masing diisi 1 ml sampel air dan tabung LB
terakhir masing-masing diisi 0,1 ml sampel air.
c) Diinkubasi selama 18-24 jam pada suhu 35-37
0C, jika belum ada pertumbuhan (Kekeruhan/terdapat gas dalam tabung
durham) maka ingkubasi dilanjutkan sampai 48 jam.
d) Semua tabung LB yang memperlihatkan
kekeruhan dan ada gas dalam durhamnya dicatat misalnya 3/3-0/3-0/3 dan tidak
perlu dilanjutkan ke uji penegasan.
2)
Tes Penegasan.
Semua tabung
Lactosa Broth yang positif (keruh dan ada gas) masing-masing dipindahkan 1-2
ose kedalam Escherichia coli Broth.
3)
Tes
lengkap
Untuk
mengetahui apakah spesies Escherichia
coli, maka dapat diidentifikasi dengan mengambil 1 mata ose dari minimal 1
tabung Escherichia coli Broth
poositif, yang distriking pada plat EMB atau endo agar, sedemikian rupa
sehingga pertumbuhan koloni yang diperoleh terpisah-pisah satu dengan lainya.
Koloni yang berwarna merah pada plat Endo
agar atau yang metalik pada EMB agar dimurnikan dan diperbanyak pada TSIA/KIA, selanjutnya dilakukan tes biokimia
untuk identifikasi. Jika bakteri yang diidentifiaksi adalah Escherichia coli maka dapat dilanjutkan
dengan penentuan Escherichia coli
yaitu biakan murni diinokulasi pada LB, diinkubasi 42 0C selama
24-48 jam jika terjadi kekeruhan serta pada gas dalam tabung durhamnya berarti Escherichia coli positif.
d. Nilai Normal :
Tidak ditemukan kekeruhan atau gas pada tabung durham (Negatif).
2.
Parameter Fisik
a. Pemeriksaan :
Fisik air (bau, rasa dan warna).
b. Alat dan Bahan :
1)
Alat : Beaker glass.
2)
Bahan :
Sampel air minum.
c. Cara Kerja :
1)
Pemeriksaan
bau dan rasa.
a)
Siapkan
alat dan bahan
b)
Tuangkan
air kedalam beaker glass.
c)
Lakukan pemeriksaan bau dan
rasa dengan
alat panca indera.
2)
Pemeriksaan
warna
a)
Siapkan
alat dan bahan.
b)
Tuangkan
air kedalam beaker glass.
c)
Kalau
sampel air keruh maka disaring dulu.
d)
Baru
dibandingkan
d. Nilai Normal :
Tak berasa, tak berbau dan tak berwarna (bening).
3.
Parameter Kimiawi
a. Pemeriksaan :
Kimiawi (pH air).
1)
Alat dan
Bahan :
a)
Alat :
·
pH Meter
· Beaker glass : 50 ml.
b)
Bahan :
Sampel Air minum
2) Cara Kerja :
a) Siapkan alat dan bahan.
b) Tuangkan air minum kedalam beaker glass 50
ml secukupnya.
c) Celupkan elektroda kedalam air minum
kemudian tekan ON, tunggu sampai muncul angka pH.
d) Biarkan beberapa menit hingga hasil pembacaan
pH stabil.
e) Kemudian dibaca hasil yang tertera pada
alat.
3) Nilai Normal :
pH Netral : 6.5-8.5
b.
Pemeriksaan : Kimiawi (Kesadahan air).
1)
Alat dan bahan :
a) Alat :
·
Buret
50
ml
·
Pipet
volume 50 ml.
·
Mikropipet
·
Beaker
glass.
·
Pipet
tetes
·
Pipet
ukur 5 ml
·
Erlenmeyer
250 ml
·
Sendok
sungu.
·
Kertas
indicator pH.
·
Botol
semprot
b) Bahan :
Sampel air minum.
c) Reagensia :
·
Larutan EDTA 0,01 M.
·
Larutan Buffer kesadahan (Buffer amoniak).
·
Larutan NaOH 1N.
·
Serbuk EBT.
·
Indicator murexide.
·
Aquadest
2)
Cara kerja :
a) Kesadahan Total.
·
Diambil 50 ml sampel air minum dimasukkan ke dalam
Erlenmeyer 250 ml.
·
Ditambah 2 ml buffer
kesadahan.
·
Ditambah
sepucuk sendok kecil NaCN dan Indikator
EBT.
·
Kemudian
akan terbentuk ikatan sementara Ca / MgEBT berwarna merah.
·
Lalu titrasi dengan EDTA 0,01 M sampai terjadi perubahan warna dari merah anggur
menjadi merah kemudian menjadi biru violet dan terakhir menjadi warna biru .
·
Mencatat volume titrasi.
·
Dilakukan
sebanyak 2x.
b) Kesadahan Ca.
·
Memasukkan 50 ml sampel
ke dalam tabung Erlenmeyer 250 ml.
·
Menambahkan 2 ml NaOH.
·
Menambahkan murexid sepucuk sendok kecil, akan
terbentuk ikatan sementara Ca murexid berwarna merah.
·
Lalu dititrasi dengan EDTA 0,01 M hingga warna berubah
menjadi ungu.
·
Mencatat volume titrasi.
3)
Perhitungan
a) Diketahui :
·
VC.u : adalah Volume Larutan Contoh uji
(mL).
·
V.EDTA : adalah Volume rata-rata Larutan baku Na2EDTA
untuk titrasi.
·
M.EDTA : adalah molaritas Larutan baku Na2EDTA.
b) Kesadahan Total (mg CaCO3/L).
c) Kesadahan Ca (mg Ca/L).
I.
Hasil dan Analisa Data
Hasil uji
laboratorium disajikan dalam bentuk tabel yang selanjutnya disajikan dalam
bentuk narasi, Sampel dikategorikan positif apabila hasil uji laboratorium pada
sampel air ditemukan Escherichia coli dan
dikaregorikan negatif apabila hasil uji laborarorium pada sampel air tidak
ditemukan Escherichia coli.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar